Retail
JURNALISME WARGA
REDAKSI
  • LINTAS KAMPUS
  • LINTAS BERITA
  • MATA LENSA
  • CERPEN
  • PUISI
  • OPINI
  • MAJALAH
No Result
View All Result
Kritis, Merdeka, dan Berbudaya
  • LINTAS KAMPUS
  • LINTAS BERITA
  • MATA LENSA
  • CERPEN
  • PUISI
  • OPINI
  • MAJALAH

Administrasi Perpustakaan Unbari Menghalangi Cita-Cita Bangsa Indonesia

by Pers Mahasiswa
in OPINI
Administrasi Perpustakaan Unbari Menghalangi Cita-Cita Bangsa Indonesia
16
SHARES
161
VIEWS
ShareTweetSend

Kehidupan kampus dengan kegiatan intelektual dan akademik telah menjadi keharusan bagi dunia pendidikan. Buku menjadi salah satu sumber pengetahuan yang sangat diperlukan untuk menunjang intelektualitas seorang mahasiswa. Dengan sebuah buku, ada satu kehidupan yang dapat diambil pengetahuannya oleh seseorang.

ARTIKELTERKAIT

Satu Proposal, Banyak Meja, Dana Ormawa Tak Kunjung Sampai

Satu Proposal, Banyak Meja, Dana Ormawa Tak Kunjung Sampai

May 26, 2025
Intervensi yang Membelenggu: Organisasi Mahasiswa di Bawah Bayang-Bayang Dosen

Intervensi yang Membelenggu: Organisasi Mahasiswa di Bawah Bayang-Bayang Dosen

December 29, 2024
Apa Kabar Pemira Unbari, Siapa Yang Bertanggung Jawab Atas Kemoloran ini

Apa Kabar Pemira Unbari, Siapa Yang Bertanggung Jawab Atas Kemoloran ini

December 16, 2024
Tulisan Cinta dan Angan-Angan, jangan Membatasi Hak Kami

Tulisan Cinta dan Angan-Angan, jangan Membatasi Hak Kami

October 8, 2024

Namun sangat disayangkan, Universitas Batanghari (Unbari) Jambi tidak mengambil subtansi dari “Buku sebagai sumber pengetahuan mahasiswa”. Hal ini sangat fundamental bagi kalangan intelektual yang sedang mematangkan dirinya dalam dunia pendidikan.

Perpustakaan sebagai ruang berkumpulnya buku-buku saat ini mengalami penghalang akses untuk mahasiswa. Administrasi sebagai upaya penertiban sistem perpustakaan membuat cita-cita perpustakaan mati. Aturan dalam hukum memang menjadi solusi untuk kebaikan bersama. Jika dengan aturan itu subtansi dari aturan itu sendiri hilang, maka melanggarnya adalah suatu kewajiban.

Itulah yang saya rasakan pada hari Jum’at, 24 Februari 2023. Sejenak menunggu proses pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) menyempatkan mampir untuk membaca buku diperpustakaan. Setelah masuk saya langsung ditanyakan tentang kartu anggota perpustakaan. “Ada kartu anggotanya? Masih aktif masa berlakunya?” ujar Penjaga.

Saya katakan bahwa kartu saya telah habis masa berlakunya, namun niat saya ke perpustakaan hanya ingin membaca sejenak buku yang saya bawa. Dan kedepannya masa berlaku akan saya perpanjang.

Atas dasar matinya kartu anggota, saya tidak diperbolehkan menggunakan fasilitas perpustakaan walau sejenak. “Itu sudah menjadi peraturan perpustakaan,” tambah Penjaga. Akhirnya dengan berat hati saya keluar dari ruang yang sangat indah tersebut.

Ditengah perjalanan saya berpikir bahwa apa yang saya alami tadi merupakan suatu kejanggalan yang mungkin tidak hanya saya yang merasakannya. Sumber ilmu pengetahuan yang ada didalam perpustakaan harusnya menjadi makanan bagi mahasiswa seakan sukar didapat.

UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca. Wajar saja hal ini sampai terjadi, rupanya akses terhadap buku yang seharusnya dipermudah malah dipersulit.

Bagaimana generasi bangsa kedepannya ingin lebih baik? Sudah diketahui bahwa minat baca sangat buruk, sekalinya ingin membaca dipersulit dengan administrasi. Beberapa kasus penyitaan buku, pembakaran buku telah terjadi. Dan saya pikir ini merupakan masalah yang sama dalam kemerdekaan berpikir, hanya saja bentuknya berbeda.

Cita-cita mencerdaskan bangsa yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 sekarang menemukan lawan dalam dunia pendidikan Indonesia.

Harus diingat bahwa tindakan-tindakan yang mematikan minat baca generasi bangsa berarti mematikan pula masa depan bangsa. Kemerdekaan tampaknya semakin dikekang, kritik tidak dipandang sebagai refleksi sistem yang ada, maka ini menjadi bom waktu bagaimana bangsa akan tenggelam dengan sendirinya.

*Penulis : Yuda Pratama, Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Semester 6 Universitas Batanghari (Unbari) Jambi

Rubrik opini, penulis bertanggung jawab atas keseluruhan isi. Patriotik dibebaskan atas tuntutan apapun. Silakan kirim opini Anda ke emailredaksipatriotik@gmail.com

Tags: MahasiswaperpustakaanUnbari
Next Post
FH Unbari Bekerjasama dengan KAI Demi Melahirkan Advokat Berintegritas

FH Unbari Bekerjasama dengan KAI Demi Melahirkan Advokat Berintegritas

Belum Jelas Status Rektor Unbari, YPJ Tunjuk PJS Baru

Belum Jelas Status Rektor Unbari, YPJ Tunjuk PJS Baru

Penunjukan PJs oleh YPJ di Respon PJs Unbari Herri

Penunjukan PJs oleh YPJ di Respon PJs Unbari Herri

Discussion about this post

October 2025
S M T W T F S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  
« Sep    

Recent News

foto Wahdi Septiawan/AntaraFoto

Bunga, Lakban, dan Hitam: Simbol Perlawanan Pers di Jambi

September 18, 2025
Yel-Yel Seru Warnai PKKMB Faperta Unbari Sambut Mahasiswa Baru

Yel-Yel Seru Warnai PKKMB Faperta Unbari Sambut Mahasiswa Baru

September 17, 2025
Mahasiswa Teknik Unbari Kecewa, Aturan PKKMB Dinilai Tebang Pilih

Mahasiswa Teknik Unbari Kecewa, Aturan PKKMB Dinilai Tebang Pilih

September 14, 2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami

© 2019 Patriotik - Sekretariat Lembaga Pers Mahasiswa Patriotik, Kampus Universitas Batanghari, Jalan Slamet Riyadi, Sungai Putri, Danau Teluk, Kota Jambi, Jambi 36122. Developed by Ara.

No Result
View All Result
  • LINTAS KAMPUS
  • LINTAS BERITA
  • MATA LENSA
  • CERPEN
  • PUISI
  • OPINI
  • MAJALAH

© 2019 Patriotik - Sekretariat Lembaga Pers Mahasiswa Patriotik, Kampus Universitas Batanghari, Jalan Slamet Riyadi, Sungai Putri, Danau Teluk, Kota Jambi, Jambi 36122. Developed by Ara.