Pemilihan Raya (Pemira) yang ditandai sebagai pesta demokrasi mahasiswa sebagai ajang pergantian Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas dan Fakultas yang selalu dalam melanjutkan tongkat estafet kepengurusan.
Dengan itu guna menghidupkan Lembaga Legislatif, Eksekutif dan lembaga lainnya, sehingga mahasiswa/i mampu berpose dan berproses di Ormawa Universitas dan Fakultas masing-masing dan tentunya dalam kampus Universitas Batanghari (Unbari) itu sendiri. Namun, apa yang terjadi di Unbari sangat bertolak belakang dengan harapan tersebut.
Dimana sudah 2 tahun lebih pemira dikampus hijau ini mati suri dan tidak aktif, kekosongan kursi BEM juga membuktikan akan kepunahan demokrasi mahasiswa di dalam kampus, ada apa dan mengapa? Pertanyaan besar banyak yang muncul.
Ada apa sebenarnya di balik semua ini?
Apakah Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM), Majelis Permusyawarat Mahasiswa (MPM) tidak mampu menyelesaikan problematika pesta demokrasi kampus atau sudah tidak ada kepercayaan lagi birokrasi kampus terhadapa BEM? sehingga persoalan ini tak kunjung tuntas dan menimbulkan banyak pertanyaan dan kecurigaan di kalangan mahasiswa.
Sudah sangat jelas, bahwasanya dari awal pesta demokrasi mahasiswa Unbari, sampai detik ini belum menemukan titik temu persoalan kejelasan pemilihan raya. Masih teringat jelas awal saya masih dikampus ini, pasti setiap mau pergantian BEM pasti pemira akan selalu mati suri yang sangat panjang.
Apa sebenarnya yang menjadi penyebab keterlambatan pengumuman hasil Pemira? Apakah KPUM tidak mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik? Apakah ada pihak-pihak yang sengaja menghambat proses Pemira? Apakah ada permainan oleh pihak rektorat? Apakah rektorat tidak peduli dengan nasib organisasi mahasiswa?
Namun, 2 tahun ini mahasiswa sudah banyak bungkam, tidak ada titik terang, atas keresahan-keresahan yang selama ini dipendam, seharusnya pergerakan itu dibuktikan, jangan omon-omon dibelakang.
Dengan itu maka bisa diklaim bahwasanya KPUM, MPM, Rektorat dan mereka yang bertanggung jawab atas Pemira tidak mampu menyelesaikan persoalan ini. Ada apa ini? apakah dari pihak kampus yang memang sengaja untuk membekukan BEM itu sendiri ataukah ada oknum lain yang dengan sengaja melakukan hal demikian.
Kini semua problem itu belum menemui titik temu. Apakah dari pihak rektorat sendiri tidak mampu menyelesaikan hal demikian? sungguh miris, sangat disayangkan! Maka secara tidak langsung mereka telah membungkam mahasiswa dan mematikan demokrasi kampus itu sendiri.
Kini, kata “Keadilan” hanya sebatas kata saja. Bukankah begitu kawan? Karena keadilan itu sendiri hanya di alam mimpi belaka. Mahasiswa Unbari menuntut agar pihak universitas (rektorat) segera menyelesaikan demokrasi kampus ini.
Penulis berharap, Pemira Unbari bisa segera dilaksanakan dengan baik dan adil. Saya berharap, Pemira Unbari bisa menjadi momentum untuk memperkuat demokrasi dan organisasi mahasiswa di kampus.
Penulis : Aldera : Andhika
Discussion about this post