Patriotik.co – Seperti dilansir dari berita sebelumnya Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPU-M) Universitas Batanghari (Unbari) Jambi telah menghabiskan anggaran kemahasiswaan sebanyak Rp.49 juta untuk menjalankan Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira), namun di ketahui bahwasanya website untuk pemilihan secara online belum lunas sampai hari ini.
Ini menjadi polemik baru setelah diadakannya Pemira, membuat mahasiswa bertanya-tanya terkait dana yang dikeluarkan.
Developer website Pemira Unbari, Muhammad Puat menyampaikan, bahwa pihak KPU-M belum melunasi pembayaran website Pemira Unbari, tapi sudah dibayar dengan uang jaminan saja sekitar 2 Juta.
“Terakhir saya diskusi sama Kepala Bagian (Kabag) Ahmadi dan juga Wakil Rektor (WR) III Sugihartono bahwa website baru di bayar sekitar 30%, dan kemarin tujuan kita kesana untuk meminta pelunasan,” jelasnya saat ditemui di kantornya, Kamis, (07/04).
Kemudian, terkait untuk total harga website Pemira Unbari yaitu sekitar 8 juta dan sudah termasuk hosting 1,5 juta, ini menggunakan Virtual private server (VPS) dan membutuhkan server yang besar.
“Karena sewaktu-waktu bisa diakses oleh ribuan orang dalam satu waktu,” katanya.
Dirinya juga dibohongi oleh ketua KPU-M dengan dalih dana dari kampus Unbari belum cair, alasan menggunakan dana pribadi untuk pembuatan website tersebut.
“Karena dana dari kampus belum cair dan juga sudah dikasih waktu untuk diangsur dalam bulan dua kemarin hingga sekarang belum juga dibayar hanya berjanji-janji saja,” jelas Puat.
Dikarenakan ketua KPU-M buat janji palsu kepada pihak Developer, jelas ini membutuhkan jaminan supaya mereka serius untuk melunasi pembayaran website Pemira Unbari.
“Mereka coba meninggalkan laptop mungkin nilainya sekitar 1 juta untuk dijadikan jaminan dan itu kondisinya tidak maksimal dengan keadaannya hidup tapi tidak berfungsi normal,” jelasnya.
Lebih lanjut, pihak KPU-M akan mencicil untuk pembayaran website 2 juta diawal bulan April ini dan pihak kami sudah menagih untuk itu di tanggal 7 April pekan lalu, sampai saat ini belum juga di bayar.
“Janji kembali terucapkan oleh pihak KPU-M tanggal 28 bulan ini mau dibayar lunas dengan jaminan sepeda motor mungkin senilai 10 juta, sehingga lewat dari tanggal itu terpaksa motor dijual untuk melunasi website. Tapi jaminan kendaraan roda dua belum juga di kasih ke pihak Developer,” keluhnya.
Selain itu, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Sugihartono mengatakan, terkait website Pemira tidak ada sangkut paut lagi terhadap Universitas, karena semua biaya KPU-M sudah terpenuhi.
“Itu saya katakan, mungkin untuk anggaran KPU-M lebih dari pada cukup, termasuk rapat, konsumsi dan segala macam,” katanya, Senin, (11/04).
Sesuai dengan arahan Rektor Unbari Fachruddin Razi kemarin, dalam pelaksanaan kegiatan Pemira, dia selaku WR III tidak menahan-nahan anggaran untuk Pemira.
“Cuman mungkin ada koreksi secara rasional penggunaan anggaran tersebut,” tambahnya.
Lanjutnya, bahwa benar dari pihak Developer website Pemira yang bersangkutan datang untuk ketemu dengannya terkait pembayaran website bahwa KPU-M belum melunasi.
“Kami sudah melunasinya dari pihak Universitas, yang jelas kita tidak pernah memberikan atau mencicil pembayaran untuk Pelaksanaan Pemira,” ujar Sugihartono.
Diketahui pihak kemahasiswaan sudah memberikan dana belasan juta kepada KPU-M untuk membuat website Pemira, tapi disampaikan oleh pihak Developer website Pemira harganya tidak sampai segitu.
“Kami pihak Universitas sekali lagi tidak pernah menahan-nahan anggaran untuk KPU-M,” tegasnya.
Kemudian Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni dan Budaya Aek Ngalir, Bayu Pamungkas Songgeh megatakan, jelas kita tentu memikirkan secara jernih perihal ini, menurut yang kita jalani sendiri beberapa kali mengikuti rapat pembahasan tentang pemira.
WR III selalu mengundang untuk melihat sudah sejauh mana tanggungjawab KPU-M Universitas dan Fakultas lingkup Unbari dengan kebutuhan apa saja untuk menjalankan Pemira tahun ini.
“Salah satunya tentu yakni, air minum, makanan, dan berapa kali kita mengikuti rapat pembahasan tentang Pemira tidak pernah nampak barang yang diberikan kepada tamu undangan yang menghadiri pertemuan tersebut,” jelasnya, Selasa, (12/04).
Selanjutnya, kita sama-sama tahu bahwasanya anggaran yang di terima KPU-M dari pihak kemahasiswaan itu sangat besar, bahkan hampir menyentuh angka 50 juta kurang sedikit.
“Sekarang mirisnya ada lagi kabar yang baru, Bahwa KPU-M belum membayar lunas untuk website Pemira, secara keseluruhan, hanya dibayar beberapa persen,” pungkasnya.
Bayu juga menanyakan terkait penggunaan anggaran yang di keluarkan, karena kita ketahui bahwasannya selama kegiatan pemira berlangsung bahkan sepanduk pun sudah sangat minim kita lihat, tidak seperti pemira-pemira sebelumnya.
“Jadi disini pertanyaannya timbul apakah ada seorang mahasiswa yang memang dari awal niat dia hanya ingin bermain uang di kampus ini?, karena kalau kita lihat dari pemira yang sudah mulai kacau seperti ini masih juga belum ketemu integritas dari seorang pemimpin di KPU-M Universitas,” tambah Bayu.
Hal senada, dikatakan Mahasiswa Fakultas Ekonomi semester 6 Resky, kemana dana kemahasiswaan yang sudah diterima KPU-M, sampai-sampai website Pemira belum di bayar lunas.
“Kemungkinan besar KPU-M bermain dengan uang itu, karena KPU-M saja tidak ada untuk pengadaan, sedangkan kotak suara tidak ada karena pemilu online,” ucapnya, Selasa, (12/04).
Kemudian secara logisnya pasti ada permainan di dalam hal itu, seperti untuk konsumsi pribadi cotohnya. Jika uangnya berjalan dengan benar, dipastikan KPU-M sudah melunasi pembiayaan websitenya.
“Selama ini KPU-M tidak ada mengadakan sosialisasi dan websitenya belum dilunasi, logisnya dana itu lari ke kantong sendiri. Berarti puluhan juta itu lari ke kantong sendiri,” ungkap Resky.
Sampai berita ini ditayangkan oleh Patriotik.co kami sudah mencoba menghubungi ketua KPU-M tidak ada tanggapan mengenai hal tersebut.
(M. Dahnil Miftah dan Shandy Wahyudi Herlambang)
Discussion about this post