Patriotik.co – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Gema Cipta Persada (Gitasada) menggelar
Pendidikan dan Pelatihan Dasar ke-29 dengan tema “Membangun Loyalitas dengan Semangat Kebersamaan,” yang berlangsung di Aula A Universitas Batanghari (Unbari) Jambi, Jum’at (11/10).
Dengan keterbatasan anggaran yang di kasih oleh pihak kemahasiswaan, Mapala Gitasada tetap selalu aktif demi memberikan fasilitas dan ilmu bermanfaat bagi para calon anggota tersebut. Dimana untuk anggaran UKM tahun ini dikurangi tidak signifikan dan membuat UKM Unbari kelabakan, terutama Mapala Gitasada itu sendiri.
Ketua Pelaksana Aidil Anshari mengatakan bahwa untuk anggaran kegiatan diklat tersebut sangat kurang, dimana mengajukan proposal dengan anggaran sekian namun pencairan tidak sesuai dengan pangajuan anggaran.
“Kita bertemu sama Wakil Rektor 3 Kemarin, untuk proposal anggaran hanya di acc 3,5 juta, dan pengurangan cukup banyak dari pengajuan, dan terpaksa kita menutupi dengan uang pribadi,” sampainya.
Selanjutnya, dia juga mengatakan bahwa pembatasan anggaran tersebut sangat tidak signifikan dan apalagi dibatasi hanya 10 juta per-UKM, dan itu tidak bisa menutupi kegiatan-kegiatan yang akan di selenggarakan, terutama dari mapala itu sendiri yang diklatnya saja butuh anggaran cukup besar.
“Kami minta pihak rektorat khususnya WR III harus cepat klarifikasi soal anggaran kemahasiswaan, dan harus transparansi, supaya tidak timbul pikiran-pikiran negatif dikalangan mahasiswa,” tegasnya.
Selanjutnya Aidil juga berharap, dengan adanya pelatihan tersebut para calon anggota mapala Gitasada terus mendapat ilmu yang bermanfaat, dapat terus konsisten dalam kegiatan-kegiatan lingkungan mereka.
““Tetap semangat, dan tetap bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya,” tutup Aidil.
Seterusnya Ketua Mapala Gitasada Muhammad Farhan Saputra juga mengatakan bahwa walau keterbatasan dengan anggaran, Gitasada tetap berkomitmen dan terus berupaya memberikan ilmu dan fasilitas yang baik untuk pelatihan dan pendidikan bagi calon anggota baru tersebut.
“Tujuan kita hari ini yaitu dalam rangka menggelar Diklatsar ke-29 bagi para calon anggota baru mapala gitasada, kita terus berupaya memfasilitasi bakat dan minat mereka demi masa depan yang baik,” ujarnya.
Kemudian Farhan juga menjelaskan bahwa Mapala Gitasada sebuah organisasi dibawah naungan Perguruan Tinggi Unbari, dikala ada calon anggota baru di dalam mapala maka mereka akan melalui beberapa proses dan prosedur yang berlaku.
“Proses itulah yang menjadikan calon anggota memahami pentingnya sebuah perjalanan untuk mencapai tujuan. Salah satunya yaitu Diklatsar. menjadi syarat wajib menjadi anggota Mapala Gitasada, digunakan untuk beregenerasi dan melanjutkan tongkat estapet organisasi,” jelasnya.
Selanjutnya, Diklatsar adalah sebuah sarana pendidikan karakter dilatih keterampilan dan kemampuanya, fisik, sikap mental, kedisiplin, kreatif, serta cinta alam adalah keharusan dalam berkegiatan di alam bebas, agar calon anggota dapat bertahan hidup (survive) dalam kondisi apapun di alam bebas.
“Didalam Pelatihan ini juga diajarkan nilai nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan persaudaraan sehingga menumbuhkan kekompakan dan kepedulian antar sesama,” ucapnya.
Kemudian farhan sangat kecewa atas anggaran yang didapatkan dia menyebutkan bahwa hal tersebut sangat miris dengan melihat keadaan universitas batanghari saat ini, kegiatan diklatsar mapala gitasada yang menjadi agenda wajib tahunan hanya di acc 3,5 juta untuk transportasi ke lapangan saja tidak cukup, bahkan setiap ukm dibatasi anggaran 10 juta satu semester.
“menjadi sebuah pertanyaan besar siapa yang membuat aturan ini ? Kenapa aturan ini dibuat ? Apakah mungkin uang kemahasiswaan tahun 2023-2024 (sebanyak empat semester) HABIS !, sementara transparansi dari pihak ataspun tidak pernah ditampilkan, perlahan tindakan mereka menghambat dan membunuh kreatifitas unit kegiatan mahasiswa (UKM) ada apa dengan universitas batanghari saat ini,” tegasnya.
Kemudian Wakil Dekan (WD) Bidang Kemahasiswaan Fakultas Hukum Kemas Abdul Somad menyampaikan bahwa untuk anggaran tersebut bisa di sosialisasi ke pihak WR III dan bisa didiskusikan secara baik melalui prosedur terorganisasi.
“Kita jangan kurang komunikasi, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, supaya tidak jadi pikiran negatif, lebih baik kita didiskusikan dengan pihak rektorat,” ucapnya.
Selanjutnya juga berharap dengan ada pelatihan tersebut mapala tetap selalu konsisten demi menjaga lingkungan dan mawadahi para anggota untuk selalu aktif dalam mengembangkan minat dan bakat mereka.
“Semoga Gitasada tetap eksis, dan dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan peka terhadap kondisi alam,” tutupnya.
Penulis : Dhimas Arya Seva
Discussion about this post