Dalam kehidupan ini tentu kita ada hal yang kita inginkan, apakah yang diinginkan tersebut bisa dicapai semua atau itu hanyalah mimpi semata atau benar-benar meninginkannya. Tidak bisa dipungkiri bahwa semua yang kita inginkan, semua bisa didapat walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin.
Setelah kelas 3 SMA semua siswa maupun siswi pasti sudah harus memikirkan hal yang lebih jauh kedepan. Cita-cita adalah yang di mimpikan sewaktu kecil hingga saatnya telah tiba, apakah kita benar-benar masih akan meraih cita-cita tersebut atau hanya sebatas impian.
Ujian nasional adalah penentu apakah kita bisa melanjutkan atau mencapai tujuan yang telah lama dimimpikan sejak lama. Kekhawatiran-kekhawatiran menyelimuti seluruh tubuh dengan perasaan overthinking terus menghantui akan soal-soal yang akan di kerjakan, hal ini membuat semua siswa/i sangat was-was dalam menjalani ujian tersebut, tetapi dengan keyakinan, usaha dan do’a semua pasti bisa dilalui dengan lancar.
Setelah lelahnya menghadapi ujian nasional, aku tinggal menunggu hasil dari semua jerih payah selama ini, apakah yang ditanami selamani benar-benar bisa membuah kan hasil yang memuaskan, atau semua itu hanya sia-sia saja. Dengan segala usaha yang telah dilakukan, dan setelah menunggu beberapa hari, aku sempat meneteskan air mata sambil melihat mading sekolah karena ketentuan hasil ujian telah keluar.
Bibir tersenyum dengan informasi yang ditempelkan di mading sekolah bahwa semua siswa/i lulus dalam ujian nasional, tetapi entah apa yang menganggu benakku dalam keramaian, hari dimana seharusnya semua bisa merakan kebahagian sampai meneteskan air mata, tetapi aku hanya bisa menaikkan sedikit bibir dengan prasangka buruk yang mampir dalam pikiran.
Pada saat semua teman-teman sekolah bahagia dan terharu karena sudah yakin dan memilih dengan pasti apa yang akan mereka lanjuti setelah lulus, aku juga ikut bahagia dengan kelulusan tersebut, tetapi entah mengapa perasaan buruk tiba-tiba muncul dan membuat senyum tersebut hanya sebuah senyum karena keterpaksaan yang aku lakukan, karena tidak mau dihari yang bahagia ini teman-teman melihatku yang lagi bersedih.
Aku tahu apa yamg sedang terlintas dipikiran yang membuat senyum bahagia ini semakim lama semakin memudar. Sesuatu yang ingin dicapai adalah sebuah kebahagiaan yang sangat mendalam walau itu hanya sebuah hal sepele, tetapi dalam keadaan sekarang aku tidak bisa berkata apa-apa.
Terdiam dan terbelenggu prasangka buruk yang menjerat seluruh tubuh membuatku tidak bisa berkata-kata. Apa yang telah diimpikan selama ini hanya akan menjadi angan-angan yang terus melayang didalam benak dengan perasaan tidak puas.
Bagi semua siswa/i mungkin ujian nasional telah usai dan hasil kelulusannya telah keluar, tetapi untuk ujian dalam hidup baru dimulai, disitu diperlihatkan apakah kita akan menyerah dalam hidup atau terus melanjutkannya dengan kekecewaan-kekecewaan yang semakin hari semakin bertambah, membuat raga terasa terkoyak dan kepala terasa membentur tebing batu yang sangat keras.
Aku selalu berpikir apakah saat ini sudah teralu jauh darinya (Tuhan), apakah ini cobaan yang ia berikan agar bisa menjalani kerasnya dunia, atau ini semua adalah candaan yang di sudah dirancang agar aku bisa kuat untuk mengejar impian yang diinginkan selama ini. Ternyata hal itu salah, semua kekecewaan yang aku alami selama ini adalah kenyataan pahit yang harus diterima dengan hati yang tegar walaupun raga sulit untuk menerimanya.
Pasti akan merasakan rindu yang teramat dalam,dimana tempat semua kenangan suka maupun duka akan aku tinggalkan dalam waktu yang cukup lama seraya mencari jati diri yang terus terbelenggu dengan impian yang memaksa agar tidak melangkah kebelakang sedikitpun dan selalu maju kedepan walaupun seberat apapun beban yang dibawa.
Mungkin akan sulit menerima kenyataan yang pahit ini, dimana ketika melihat kebahagiaan orang lain dan saat aku ini hanya bisa meratapi kenyataan yang pahit ini, dimana aku tidak bisa mengejar apa yang diinginkan dan mencapai tujuan hidup yang selalu didambakan dari kecil hingga saat ini. dalam hal itu tidak boleh adanya penyesalan dalam hidup, tentu kita tidak selalu bisa mendapatkan apa yang diinginkan, pasti dibalik itu ada saja rintangan yang selalu datang menghadang di depan mata.
Disuatu ketika di gelapnya malam dan angin yang berhembus cukup kencang disertai rintik-rintik air yang turun dari lngit, terlintas dibenak kenapa selalu saja merenungkan sesuatu yang membuat diri lemah, apakah sesuatu itu sangat berarti bagimu sehingga kau melupakan segalanya hanya karena impian yang diinginkan tidak tercapai. Jalan hidup bukan hanya mendapatkan apa yang kita inginkan, tetapi apakah kita sudah menjalankan hidup ini dengan benar, jika memang sudah benar kenapa masih ada keraguan untuk mencoba hal yang baru dan meniggalkan tujuan yang tidak pasti tersebut.
Untuk apa terus memikirkan sesuatu yang jelas jelas tidak tergapai oleh raga yang lemah ini. Hanya sedikit orang yang bisa bertahan dalam kondisi yang menyedikan ini, tetapi aku tidak boleh kalah dengan keadaan, harus terus berusaha dan mencoba hal yang baru, karena jalan menuju kesuksesan tidak hanya satu, tapi masih banyak jalur jalur lain yang bisa di tempuh. Tidak harus berpatok pada satu tujuan, harus banyak mencari cabang-cabanng yang lain agar bisa menemukan banyak pintu-pintu menuju kesuksesan.
Aku harus merubah cara pola pikir supaya tidak jalan di tempat, pola pikir harus terus maju dan berkembang sebagaimana perkembangan zaman. Kita tentu bisa mengeluhkan hal yang mungkin bisa mambuat diri kita menolak untuk melakukannya, tetapi tidak boleh meratapinya terlalu dalam sehingga itu yang membua diriku hanya berdiam diri di tempat. Selalu ada jalan keluar dalam setiap persoalan, jangan menyerah pada suatu hal karena kamu tidak bisa meraihnya, terus lah melangkah maju walaupun melewati jurang sekalipun. Tidak akan ada yang bisa membantumu, maka dari itu mulailah dari diri sendiri untuk maju, karena kesuksesan itu mandiri dari diri sendiri bukan bersama orang lain.
*Penulis : M. Dahnil Miftah, Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Semester 4 Universitas Batanghari (Unbari) Jambi
Rubrik opini, penulis bertanggung jawab atas keseluruhan isi. Patriotik dibebaskan atas tuntutan apapun. Silakan kirim opini Anda ke emailredaksipatriotik@gmail.com
Discussion about this post