Kata Dilan rindu itu berat. Kata saya rindu itu hebat. Dengan rindu kita menjadi kuat. Perkara rindu memanglah hal yang sulit untuk di obati, satu-satunya hal yang dapat mengobati rindu adalah bersua.
Begitu banyak yang merindukan-Mu, butuh waktu bertahun-tahun untuk dapat mengunjungi rumah-Mu (baitullah). Bangunan yang setiap hari minimal lima kali kita menghadapnya bahkan sejak kecil hingga kematian kita.
Begitu banyak yang sudah berkunjung kerumah-Mu (baitullah) namun tetap merindukan-Mu. Berkali-kali (umrah) menuju tanah suci hanya untuk menunaikan panggilan-Mu, masih merindukan-Mu. Apalagi kami yang belum pernah berkunjung dan memenuhi panggilan-Mu. Jangan tanyakan seberapa besar rindu ini! Karena rindu ini begitu besar dan menggebu, kau takkan mengerti.
Jika kita sudah sangat rindu, maka In sya Allah, Allah akan permudah jalan kita. Allah SWT berfirman dalam QS Al-`ankabut ayat 69 sebagai berikut:
وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ
Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
Atau, sebagaimana telah disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya, “Berhajilah dan berumrohlah karena haji dan umroh bisa menghilangkan kefakiran.” (HR. Muslim). Jangan sampai, persoalan dunia menjadi penghalang kita menuju ke rumah-Nya. Yakinlah setiap dari kita akan mendapat kesempatan yang sama untuk bisa menjadi tamu Allah.
Mengapa demikian besarnya kerinduan ini? Doa Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT menjadi jawabannya. Apa do
anya? Nabi Ibrahim AS memohon agar kabah menjadi hal yang dirindukan oleh seluruh keturunannya. Bahkan ibnu Abbas, Mujahid, Sa
id ibnu Jubair dan lainnya mengatakan bahwa seandainya Nabi Ibrahim AS dalam do`anya mengatakan “Af-idatan nasi (tanpa min)” yang artinya hati seluruh umat manusia, maka tentulah orang-orang Romawi, Persia, Yahudi, dan Nasrani dan lainnya akan bedesak-desakan memenuhinya. Akan tetapi, Nabi Ibrahim AS mengatakan “Minan nas” yang berarti manusia, maka hal ini khusus bagi kaum muslim saja.
Namun sedih rasanya, di zaman yang penuh kemewahan ini, di zaman yang modern ini, banyak yang melupakan-Mu. Sebagian besar lebih memilih berkunjung ke eropa, berkunjung ketempat-tempat yang indah. Padahal, rumah-Mu jauh lebih indah, jauh lebih mewah, jauh lebih megah. Inilah yang terjadi jika melihat hanya dengan mata tidak menggunakan mata hati dan iman. Jangan memandang sesuatu hanya sebatas yang tampak oleh mata, pandanglah dengan hati, pandanglah dengan iman dan taqwa. Sungguh keindahan baitullah akan tampak olehmu.
Di sisi lain, banyak yang berdalih tidak mampu. Sungguh alasan yang sangat luar biasa, penuhi panggilan ilahi sekalipun hanya sekali. Jangan beranggapan tidak mampu, jangan beranggapan hidup ini susah. Justru dengan anggapan ini yang menjadikan jarak antara hati dan tanah suci semakin jauh, anggapan ini membuat hidup semakin susah.
Memang benar, bahwasanya ibadah haji diwajibkan bagi yang mampu. Akan tetapi jika dibandingkan dengan kehidupan saat ini, rasanya alasan ini bukanlah alasan yang tepat untuk menggugurkan kewajiban haji.
Beli NMX mampu, yakali umrah gak mampu. NMX kan bisa credit, Umrah juga bisa kok. Kuota internet satu bulan ratusan ribu, yakalai gak sanggup untuk menabung seribu sehari untuk berangkat ke tanah suci.
Rokok satu hari satu bungkus, satu bungkus harganya kisaran Rp.20.000, dalam satu bulan Rp.600.000 dihabiskan untuk biaya rokok. Anda bakar dengan sia-sia, anda bakar keringat anda untuk hal yang tak bergunna, justru malah menimbulkan kemudharatan bagi diri sendiri.
Pikirkan! Jika Rp. 600.000 ini di simpan/tabung, dalam satu tahun berapa duit yang anda dapatkan. Sehinngga dalam beberapa tahun kedepan anda sudah mampu mendaftarkan diri untuk berkunjung ketanah suci. Rubah kebiasan buruk ini dengan hal yang baik-baik. Kalaulah hal ini bisa dirubah dan ditanamkan dalam diri kita, pemandangan indah akan kita lihat di masa yang akan datang.
Hehehe, sekedar hitung-hitungan kok. Penulis sendiri hingga saat ini masih bermimpi ketanah suci. Namun dengan mimpi ini, kiranya menjadikan penulis semakin dekat dengan tanah suci. Rindu ini masih tersimpan dalam hati, masih tertutup rapat dalam hati. Semoga suatu saat rindu ini bisa terobati.
Kehilatankan masalahnya? Hati! Adakah rindu di hatimu? Seberapa besar mimpimu? Ka`bah itu di hati, bukan di dompet. Kiranya hal ini yang dapat penulis tanamkan dalam diri. Yakin dan percayalah dengan sepenuh hati, banyak jalan menuju tanah suci, sehingga dompet gak berisi bukanlah suatu permalahan.
Begitu banyak hal yang dirundukan dari tanah suci. Selain merindukan rumah-Mu (baitullah), Nabi Muhammad SAW juga menjadi alasan rindu ini tak bertepi. Manusia yang cintanya luar biasa, tak pernah bersua, tak pernah berjumpa, tapi kecintaan dan kerinduannya sungguh sangat luar biasa.
Bahkan diakhir hayatnya, yang dipikirkan olehnya adalah umatnya. Siapa umatnya? Orang yang beriman kepadanya namun tidak pernah melihatnya. Apakah kita termasuk umatnya? Ya, jika kita beriman kepadanya. Jika hanya mengetahui tanpa mengimani maka kita bukan bagian dari umatnya.
Tidakkah engkau rindu dengan cintanya (Nabi Muhammad Saw)? Tidakkah engkau rindu dengan kelembutannya? Tidakkah engkau rindu dengan budi pekertinya?
Bila kerinduan ini (baitullah) tak lagi terbendung, bila lantunan talbiyah terus mengiang di telinga. Maka lepaskanla semua kesibukan dan berlarilah menuju-Nya. Bila engkau tak sanggup berlari, maka berjalanlah. Bila berjalanpun terasa berat, maka merangkaklah. Jangan hanya diam, karena jarak itu tak akan mengecil kecuali engkau melangkah mendekati. Labbaikallah humma labbaik.
*Penulis : Hendri Saputra, Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech Muhammad Djamil Djambek Bukittinggi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Program Studi manajemen haji dan umrah.
Rubrik opini, penulis bertanggung jawab atas keseluruhan isi. Patriotik dibebaskan atas tuntutan apapun. Silakan kirim opini Anda ke emailredaksipatriotik@gmail.com
Discussion about this post