Belakangan ini kita dihadapkan dengan berbagai macam permasalahan yang membuat kita resah dan risih, sebagai manusia dan sebagai rakyat indonesia, begitu banyak penghianatan demi penghianatan yang dipertontonkan, kemarahan, keputus asaan, hingga ketololan menjadi barang laris yang diperjual belikan di negeri ini, seperti beberapa penyelesaian kasus – kasus hukum yang sangat jauh dari kata rasional, pelanggaran HAM yang terjadi dimana – mana, semua itu tak lebih berharga dari menjaga nama baik dan elektabilitas.
Seperti pembungkaman dengan dalih UU karantina kesehatan, UU ini tidak diperuntukkan untuk menangani pandemi Covid – 19, apalagi untuk menjerat presiden yang sering bikin kerumunan massa, mulai dari istana bogor hingga maumere, tapi justru untuk menjerat suara kritis rakyat pada pemerintah yang menghamba pada kepentingan oligarki.
Dan kita merayakan hak – hak asasi, tetapi kita merobek – robek hak – hak tadi, kita memuji demokrasi, tapi memotong lidah seseorang yang berani menyatakan pendapat kritis yang merugikan pemerintah dan golongan – golongan penjilat yang ada disekeliling nya.
Sekarang, yang berkuasa adalah orang – orang yang dibesarkan pada era rezim otoriter soeharto, rezim almarhum. Mereka yang menjabat sekarang ini adalah pejuang – pejuang yang gigih dalam meruntuhkan rezim otoriter soeharto, hingga mereka melahirkan buah reformasi dan berlomba mengisi ruang – ruang kosong dalam tubuh pemerintahan, dan berjanji untuk bersuara dan memperjuangkan nasib rakyat indonesia di parlemen dan meminta masyarakat untuk memilih. Lihatlah, betapa HEBAT nya mereka, betapa MULIA nya mereka.
Namun apakah, Reformasi berhasil?
Realitas yang terjadi, begitu banyak orang – orang yang dipenjarakan dan di jerat dengan UU pesanan penguasa dan pengusaha , pasal – pasal karet menjadi barang jual beli bagi aparat penegak hukum, dan masyarakat dikriminalisasi jika terlalu vokal dan terang – terangan menentang dan mengkritik pemerintah, kaum fanatik dan gerombolan penjilat itu.
Jika kita tarik kedalam dunia akademisi, yaitu kampus, yang semestinya menjadi ruang untuk menghasilkan generasi yang mampu memberikan konstribusi terhadap bangsa ini untuk kedepan, tetapi semakin hari, semakin jauh dari harapan.
Kenapa?
Karena dikampus sudah jarang kita temui manusia – manusia yang biasa, pemuda – pemuda indonesia yang telapak kakinya tidak terpisah dari tanah, seperti tulisan saya sebelum nya, akibat dari membengkak nya tokoh – tokoh mahasiswa yang sok kuasa dan kaum – kaum elit tersebut, sehingga menggrogoti proses demokrasi yang sama – sama kita harapkan, yaitu politik yang berbasis argumen, politik hanya diucapkan untuk menempuh keadilan, bukan semata – mata semuanya harus dipolitisasikan, apalagi politik praktis yang hanya mengedepankan elektabilitas dan tukar tambah kepentingan pragmatis.
Inilah akar dari permasalahan bangsa kita, raja – raja kecil di produksi dari ruang kampus, kaum – kaum elite di hasilkan dari ruang kampus, tetapi semua itu akan lebih baik jika otak dan nurani nya diberikan pengetahuan terlebih dahulu sebelum strategi politik, sehingga pergerakan yang akan dilakukan nya, akan lebih mendorong demokkrasi tercipta di negeri ini, semua akan bermula saat kita mengenal sejatinya guna manusia, guna mahasiswa.
Bagiku ada sesuatu paling berharga yang kutemui didalam hidup, aku dapat mencintai, mampu merasakan iba hati, dan menyelami kedukaan, bila tiga hal ini hilang dalam diriku, maka aku tidak lebih dari benda, diam, hanya menerima dan tergeletak begitu saja.
Sebagai manusia, aku tidak mempermasalahkan manusia lain nya, dan bagiku kita makhluk tuhan yang sama, saling membantu dan saling menghargai antara satu dengan yang lain.
Sebagai mahasiswa dan warga negara, aku tidak akan kompromi dengan apapun yang non humanis.
Aku menulis, maka aku melawan!
*Penulis : Irwanda Naufal Idris, Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Batanghari (Unbari) Jambi
Rubrik opini, penulis bertanggung jawab atas keseluruhan isi. Patriotik dibebaskan atas tuntutan apapun. Silakan kirim opini Anda ke emailredaksipatriotik@gmail.com
Discussion about this post