Patriotik.co – Penetapan ketua Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) Universitas Batanghari (Unbari) Jambi pada Jum’at kemarin, di ruangan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) banyak polemik yang terjadi sekaligus menjadi buah bibir masyarakat kampus.
Kejadian itu, terlihat ada perdebatan di dalam forum pimpinan partai ingin menentukan ketua MPM. Salah satu partai mengangkat suara dan menjelaskan terkait adanya dugaan kebocoran data mahasiswa dalam pemilihan mahasiswa raya (Pemira) pada 14 Febuari 2022 lalu.
Perwakilan Partai Mahasiswa Bersatu (Pambers) Bani Hasan menjelaskan bahwa ada kebocoran data dan kecurangan dalam Pemira tahun ini, seharusnya itu menjadi pembahasan penting sebelum pemilihan ketua MPM.
“Kami membahas soal itu dalam rapat pimpinan partai dan kenapa langsung pemilihan ketua MPM. Seharusnya kita bersama-sama semua partai untuk menginvenstigasi tentang kecurangan dan kebocoran data-data mahasiswa,” jelasnya, Sabtu (02/04).
Ia juga menyampaikan, terkait Pelaksana Tugas (PLT) MPM harusnya menanggapi dugaan kecurangan terlebih dahulu karena sudah di jelaskan dalam Undang Undang (UU) Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Unbari.
“Dalam Pasal (6), Ayat (3), Nomor (3), Huruf (B) dan (C) tahun 2019, Huruf (B) berbunyi MPM di berhentikan karena meninggal dunia dan Huruf (C) melakukan kecurangan, jadi sebelum itu terjadi seharusnya kita menginvestigasi terkait dugaan kecurangan dalam Pemira terlebih dahulu,” sampainya.
Karena perihal itulah Ia sebagai perwakilan Pambers menegaskan Walk Out (WO) dalam penetapan MPM.
“Saya mewakili partai Pambers sebagai suara penuh dalam rapat pemilihan ketua MPM WO,” tegasnya.
Hal senanda juga, Partai Dewa Dewi Kampus (Pandawa) Dauzen Ahmad Zulkarnain mengatakan tidak bisa hadir karena masih menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang termasuk di Tri Dharma Perguruan Tinggi dan tidak mendelegasikan anggota karena masih berdiri di oposisi sebab masih banyak yang harus dibenahi.
“Karena dalam hal ini dirinya melihat masih banyak yang harus di benahi terkait dugaan kecurangan data mahasiswa saat pemira, itu akan kami usut tuntas sebab tidak sinkron dengan suara Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa,” jelasnya.
Dia juga menambahkan, seharusnya ini di bahas dan duduk bersama tentang bagaimana penetapan PLT MPM dan menunjukkan data yang memilih dari sekian Ribu mahasiswa yang terlibat dalam pemilihan tersebut.
“Untuk kebocoran data mahasiswa yang terlibat dalam pemilihan ini saya kurang lebih juga banyak tahu dan mendengar dugaan pemilihan itu banyak yang sudah memilih padahal pemilihan itu belum berlangsung,” tambahnya.
Kemudian ia menyampaikan untuk demokrasi yang ada di kampus sekarang itu sangat kurang memuaskan karena banyak yang menjalankan Poksi dan fungsi nya sendiri.
“Kita harus mengawal ini supaya pesta demokrasi di kampus Unbari tidak di rusak oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab. Karena di lihat hari ini nol besar hasil dari demokrasi dari sudut manapun,” ungkap ketua partai Pandawa.
Selaniutnya, Mahasiswa Fakultas Hukum Semester 10 Dwi Putra pada Jum’at kemarin telah diadakannya penetapan ketua MPM, padahal masih banyak keganjalan yang terjadi dalam mekanisme musyawarah MPM.
“Saya dapat kabar ada beberapa partai yang langsung tiba tiba diminta untuk menandatangani waktu sidang berakhir dalam musyawarah itu tanpa mengikuti jalannya sidang,” ujarnya.
Bahwa saat musyawarah berlangsung pemilihan Ketua MPM sangat mengherankan dan merasa acuh sebab adanya dualisme PLT MPM. Dilihat PJS MPM itu ternyata sebagai gubernur BEM definitif di salah satu Fakultas Unbari. Tapi beliau yang menghantarkan Musyawarah MPM.
“Padahal ada PJS MPM yang sudah ditetapkan tapi kenapa PJS nya itu salah satu gubernur BEM, di sini sudah di ketahui ada beberapa kepentingan kelompok untuk menguasai legislatif Unbari, inilah bentuk yang merusak demokrasi kampus dengan melakukan semena-mena dan semaunya,” tegasnya.
Pelaksana Tugas (PLT) MPM Ogi Candra menanggapi, untuk sidang umum sudah selesai dan di tetapkan Fauzi Michfaza dari Partai Mahasiswa Berani (Pamber) sebagai ketua MPM.
“Sudah ditetapkan Fauzi Michfaza Partai Pamber sebagai Ketua MPM Periode 2022-2023 dan telah di setujui dari 4 koalisi partai yaitu dari Pamber, Partai Partai Cinta Damai Mahasiswa (PCDM), Partai Mahasiswa Merdeka (Pammer) dan Partai Demokrasi Mahasiswa (Pardema),” ungkapnya.
Ada dua partai yang tidak masuk kedalam forum karena salah satunya Walk Out dan partai tidak hadir dalam rapat umum yang di selenggarakan.
“Bahwa partai yang Walk Out adalah Pambers dan Pandawa tidak hadir dalam pemilihan ketua MPM, padahal undangan sudah dikirim tapi tidak ada respon,” katanya.
(Ihsan)
Discussion about this post