Organisasi seharusnya adalah sebuah wadah dimana mahasiswa di tempah dan di bentuk karakternya menjadi jiwa-jiwa pejuang. Namun sebaliknya, saat ini organisasi dijadikan alat politik yang menghilangkan marwah mahasiswa sebagai ujung tombak masyarakat.
Mahasiswa punya esensi untuk mengontrol kebijakan-kebijakan pemerintah yang menyeleweng. Selain itu mahasiswa juga merupakan agen perubahan di negeri ini.
Bagaimana mungkin, mahasiswa yang seharusnya independen malah dikotori dengan politik-politik praktis yang dapat merusak idealisme mahasiswa?
Padahal secara konstitusi, organisasi mahasiswa banyak melarang anggotanya melakukan politik praktis. Artinya, banyak mahasiswa saat ini mengangkangi konstitusi organisasinya sendiri.
Mahasiswa harus netral dan independen supaya dapat menjalankan program sesuai anggaran dasar dan tujuan organisasi. Namun di lapangan, masih banyak mahasiswa berafiliasi dengan memberikan pemahaman lewat sosialisasi.
Mereka sebagai mitra pemerintah harus independen dan tak boleh ikut-ikutan politik. Ada sanksi yang harus dijatuhkan jika terbukti melanggar. Dengan memberikan peringatan agar tetap berada pada jalurnya dan tidak berafiliasi dengan parpol.
Jika diberi doktrin politik dengan diiming-imingi uang, maka rusaklah idealisme mahasiswa.
*Penulis : Panji Aditya Pranata, Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Batanghari (Unbari) Jambi
Rubrik opini, penulis bertanggung jawab atas keseluruhan isi. Patriotik dibebaskan atas tuntutan apapun. Silakan kirim opini Anda ke emailredaksipatriotik@gmail.com
Discussion about this post