Mungkin tidak asing lagi bagi para mahasiswa tentang Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), merupakan kegiatan wajib tahunan yang diselenggarakan oleh kampus. Tapi, kalau kita lihat PKKMB yang digelar tahun lalu, banyak menimbulkan kontra diktif didalam lingkungan universitas terutama dikalangan mahasiswa.
Dimana seharusnya PKKMB yang merupakan suatu kegiatan yang di kelola oleh mahasiswa, supaya mempunyai kesan dikalangan mahasiswa baru untuk mempererat jalin silaturahmi bersama kakak-kakak tingkatnya. Namun, ini tidak sama sekali mahasiswa unbari dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Sebenarnya ada apa dengan pihak kampus dengan mahasiswanya?
Yang kita tahu, seharusnya kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat penting bagi para mahasiswa, karena
kegiatan ini memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembentukan karakter mahasiswa baru terutama
tentang kecintaan mereka terhadap tanah air dan bangsa untuk menumbuhkan karakter mahasiswa yang lebih dewasa dan mandiri.
Ketika mereka sudah masuk kedalam jenjang pendidikan tinggi, mereka akan di hadapkan dengan dinamika yang akan banyak terjadi dalam lingkungan kampus. Dan kenapa hari ini banyak peraturan peraturan yang seakan akan mematikan langkah langkah mahasiswa dalam lingkungan universitasnya sendiri?
Sebenarnya ada apa dengan perguruan tinggi hari ini? Saya bertanya tanya, sepertinya ada ketakutan ketakutan dalam lingkungan universitas ketika mahasiswa memiliki pemikiran pemikiran yang tidak sejalan dengan mereka.
Kalau kita melihat jauh kebelakang tentang perjuangan mahasiswa dan tentang peran dan fungsi mahasiswa bagi kemajuan bangsa dan negara sangat besar. Dimana mereka merupakan Agent of Change yang di kenal dalam masyarakat, yaitu merupakan agen perubahan, dan hari ini sepertinya pihak kampus sudah tidak memandang mahasiswa sebagai Agent of Change kenapa demikian, karena banyak peraturan
peraturan yang di buat hanya untuk mematikan langkah mahasiswa dalam lingkungannya sendiri.
salah satunya adalah tidak melibatkannya mahasiswa sebagai panitia pelaksana PKKMB yang akan digelar waktu dekat ini. Akankah mereka tidak mempercayai mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan yang mereka bangga-banggakan setiap tahunnya? Atau mereka sudah mengakui bahwa mahasiswa unbari itu hanya siswa biasa yang tidak tau apa-apa?
Tahun ini yang saya tahu PKKMB tidak dikelola oleh mahasiswa, namun kepanitiaannya dikelola oleh pihak kampus dan di ambil oleh para dosen sebagai panitianya, mahasiswa hanya sebagai penonton dari balik layar dak tidak diikut sertakan, tanpa alasan yang pasti. Padahal ini momentum untuk pendekatan mahasisaa baru dengan kakak tingkatnya, dan seharusnya pendekatan para dosen tersebut bisa didalam kelas saja.
Lalu bagaimana dengan mahasiswa sebagai Guardian of Value? Dimana mahasiswa sebagai penjaga nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat, lalu bagaimana cara menyampaikannya kepada para mahasiswa baru tentang fungsi dan peran mahasiswa yang sangat penting ini, sedangkan PKKMB sepenuhnya di ambil alih oleh pihak dosen.
Apakah dosen paham dengan dinamika yang terjadi dalam lingkungan universitas?
apakah dosen yang menjaga nilai nilai dalam masyarakat? Tugas para dosen itu seharusnya sebagai tenaga pendidik dalam lingkungan fakultas masing-masing, bukan malah terlibat dalam kegiatan yang seharusnya di kelola oleh mahasiswa, artinya mereka merampas hak dan kewajiban mahasiswa. Lalu bagaimana dengan mahasiswa sebagai Iron stock? Moral Force? Social Control?
Apakah pihak universitas sudah lupa peran dan fungsi mahasiswanya. Mereka sudah melanggar aturan tridharma perguruan tinggi, apakah pemerintahan dengan sengaja membuat peraturan yang menghilangkan lima fungsi besar mahasiswa?
Lalu Apa mlmanfaatnya Jika Mahasiswa yang Mengelola PKKMB?
Tentu banyak manfaatnya terutama dalam pendekatan sosial sesama mahasiswa baru dengan mahasiswa yang sudah lebih dulu di dalam lingkungan universitas, bukan hanya itu, ketika PKKMB di pegang oleh mahasiswa maka 5 tugas dan fungsi mahasiswa akan tersampaikan dengan baik. Karena apa? karena tugas dan fungsi mahasiswa yang menjalankan, tentu mahasiswa juga yang tahu cara menyampaikan dan mempraktekkannya, dan juga ketika mahasiswa yang mengelola sepenuhnya, kegiatan PKKMB berjalan sesuai dengan tujuan dan harapan di dalam jubnis yang di buat oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi dan Kementrian Pendidikan, dan Kebudayaan.
Banyak lagi kegiatan positif yang didapatkan oleh mahasiswa baru bukan hanya sekedar kegiatan formal
saja, tapi ada juga kegiatan kegiatan nonformal yang bertujuan untuk menumbuhkan Revolusi mental bagi
mahasiswa baru, dengan acara yang seru seru dan menarik, dan juga tujuannya bukan hanya untuk bersenang senang semata, tapi ada beberapa pesan penting yang tersampaikam di dalamnya.
Salah satu poin pentingnya adalah untuk menanamkan gerakan gerakan Revolusi mental dengan kegiatan kegiatan yang bernilai positif, yang nanti akan menjadi kenangan yang membekas di benak mahasiswa baru.
Lalu bagaimana ketika kegiatan ini di ambil sepenuhnya oleh pihak dosen yang seharusnya hanya sebagai pembimbing.
Kita kilas balik ketika 2023 lalu, di mana PKKMB dalam lingkungan universitas Batanghari di ambil alih oleh para dosen, kegiatan PKKMB tersebut banyak mendapatkan kritikan dari mahasiswa baru itu sendiri, dikarenakan semua kegiatan berjalan formal tidak ada yang berjalan nonformal, mereka canggung, bahakan sesama mereka sendidiri. Lalu bagaimana mau menumbuhkan Revolusi mental bagi mahasiswa baru kalau kegiatan yang berjalan semuanya formal? Kita harus paham dengan karakter bangsa kita tidak semuanya harus di isi dengan materi materi dan materi.
Bukan hanya itu saja yang saya dengarkan dari mahasiswa baru, saya juga banyak bertanya kepada mereka, mereka juga menyampaikan bahwa, tidak mengetahui
lebih dalam tentang kampus mereka sendiri, bahkan mereka juga banyak tidak mengenal satu sama lainnya, bukankah tujuan dari PKKMB ini juga ada pendekatan sosial antar mahasiswa? Kenapa hal ini tidak dapat terwujud?
Karena kegiatan yang seharunya mahasiswa yang lebih paham dan mahasiswa yang lebih tau dengan mekanisme kegiatannya malah di ambil sepenuhnya oleh pihak dosen yang seharusnya hanya menjadi pembimbing dalam kegiatan ini.
Demikian beberapa hal yang bisa saya sampaikan saya tidak pernah merasa lebih hebat dari pihak dosen dan universitas, tapi pihak dosen dan universitas harus tau mahasiswa memiliki fungsi dan tugas yang
sangat besar atas maju nya bangsa kita, dimana gerakan mahasiswa sudah ada sejak tahun 1908 sampai puncak nya yaitu reformasi 1998. Dan juga kita jangan pernah lupa dengan pran penting pemuda dalam kemerdekaan bangsa kita sangat luar biasa, kalau bukan karena anak muda mungkin kemerdekaan kita hanya hadiah dari negara jepang pada masa itu.
Tapi anak muda tidak pernah mau bangsa ini merdeka atas dasar pemberian atau hadian dari negara lain tapi anak muda ingin bangsa ini merdeka secara
terhormat dan merdeka memang atas dasar perjuangan bangsa sendiri dan di akui oleh bangsa bangsa lain.
Penulis : M. Fikri Yuhendra, Mahasiswa Fakultas Hukum
Rubrik opini, penulis bertanggung jawab atas keseluruhan isi. Patriotik dibebaskan atas tuntutan apapun. Silakan kirim opini Anda ke emailredaksipatriotik@gmail.com
Discussion about this post