Patriotik.co – Dalam upaya mencega berkembangnya paham radikal dan intoleran, Lembaga Masyarakat Menara Institute (LMMI) menggelar Diskusi Panel dengan tema “Peningkatan Literasi Sebagai Upaya Mencegah Berkembangnya Paham Radikal dan Intoleran” dilaksanakan di Taman Budaya Jambi (TBJ), Sabtu pagi (29/02/2020).
Diskusi Panel mendatangkan pemateri dari berbagai sudut pandang, yakni tokoh agama, wartawan dan akademisi. Peserta yang mengikuti acara ini dari Mahasiswa Universitas Jambi (Unja), Forum Pers Mahasiswa Jambi, Forum Indonesia Muda Jambi, Exist Unja, Himabindo, Kombes, Sead Jambi, Rumah Kreatif Pemuda Siginjai, Republik literasi dan Forum Studi Islam.
Salah satu peserta diskusi panel Sidik mengatakan, diskusi ini sangat bermanfaat terkhusus bagi mahasiswa, karena dapat mengetahui dari berbagai macam literasi sudut pandang yang berbeda. serta kita mampu menambah wawasan mengenai mencegah paham radikal dan intoleran.
“Semoga diskusi ini terus dilaksanakan untuk mencega paham radikal dan intoleran khusus di Provinsi Jambi,” Harap Sidik.
Pemateri diskusi panel Sidik dilihat sudut pandang Akademisi untuk mencegah radikal dan intoleran berdasarkan literasi ucapnya, ketika kita semakin dekat dengan litarasi akan membuka pikiran dalam menyaring informasi itu sendiri, kita akan senantiasa selalu mengecek informasi yang didapat.
“Sangat dikhawatirkan jika beberapa orang tidak terbiasa menyaring informasi, maka orang tersebut akan memiliki pikiran yang pendek. Jika kita bijak dalam literasi semua informasi tidak akan serta merta membuat kita berpikiran pendek,” Katanya.
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Husin ABD Menjelaskan, dalam perintah kita yang pertama adalah iqra, yaitu membaca. Sama-sama kita ketahui bahwa menuntut ilmu suatu kewajiban bagi manusia.
Selain membaca maupun menulis kita juga diwajibkan mentadabbur, Adanya radikal akibat dari membaca sepotong-sepotong.namun tidak mentadabbur atau mendalami.
“Melihat teknologi yang canggih saat ini, apapun bisa dibaca dan dipelajari sehingga hal ini membuat kita terjebak,” Ungkapnya.
Direktur Jambilink Awin Sutan Mudo menyampaikan, mahasiswa itu harus cerdas dalam menerima informasi, membaca informasi dan jangan langsung di sebarkan. Karena hal tersebut akan berdampak buruk.
“contoh kasus Markas Korps Brogade Mobil (Mako Brimob) di Jakarta terjadi kerusuhan, walaupun berhasil diredam, ada serangan balik yang dilakukan oleh seorang perempuan membawa senjata tajam, namun berhasil ditangkap. Mereka melakukan tersebut akibat adanya inisiatif untuk membantu narapidana,” Jelasnya.
(Wahyu Jati)
Discussion about this post