Patriotik.co – Belum habis setengah semester anggaran kemahasiswaan yang habis menjadi pembicaraan di kalangan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Batanghari (Unbari) Jambi, mahasiswa kecewa tidak ada transparansi terkait pengelolaan anggaran hingga saat ini.
Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) Unbari Ananda Rahmatullah mengaku sulit menemui Wakil Rektor (WR) III untuk berkomunikasi secara resmi guna mempertanyakan terkait anggaran kemahasiswaan untuk kelancaran roda organisasi.
“Wakil Rektor 3 Universitas Batanghari selalu tak ada di kampus dan seolah-olah menghindar terhadap audiensi kami. Saya sangat kecewa dengan bersikap tegas terhadap segala hal yang memperhambat kelangsungan kegiatan, bertemu untuk berbicara dengan baik-baik,” ucap Wapresma Unbari, Senin (28/11).
Ia juga tidak menyerah untuk menghadapi permasalahan ini, ia siap melakukan audiensi bersama KBM Unbari untuk melakukan demonstrasi mempertanyakan kebijakan yang di buat, seolah tidak ada kesempatan lewat diskusi dengan WR III.
“Kita ingin berdialog dengan WR III kita memberi aspirasi, tidak dosa dan tidak bermasalah. Jangan menghindar dan melangkahi Undang-Undang (UU) KBM yang tidak membela kepentingan Organisasi Mahasiswa (Ormawa),” seru Ananda.
Ia juga mengatakan bahwa akan melaksanakan demonstrasi dalam waktu dekat, meminta agar roh sebagai Ormawa tetap ada untuk meningkatkan mutu serta akreditasi kampus.
“Rencananya, demo akan dilaksanakan dalam waktu dekat, yakni tangga utama kampus tercinta Unbari. Seharusnya roh dari UU KBM sangat berpengaruh besar terhadap kebijakan yang mengatur anggaran dan kebijakan kemahasiswaan,” ucapnya.
Badan Eksekutif Mahasiswa pun meminta Pejabat Sementara (PJs) Rektor dapat menegur bawahannya yang tidak disiplin dan bertanggung jawab atas tugasnya.
“Kami (BEM) minta agar WR III dapat menjaga integritas dan tanggung jawab nya” terang dia.
Ia juga menyampaikan agar beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah ditingkatkan di tengah permasalahan yang ada di Unbari.
“Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) juga menginginkan adanya peningkatan KIP Kuliah untuk UNBARI yang saat ini bermasalah, kami sangat ingin membantu dalam persoalan beasiswa. Karena, selama ini KIP Kuliah tidak transparan dalam pembagiannya serta tidak tepat sasaran,” sampainya.
Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Waddud Bobby menyayangkan habisnya dana kemahasiswaan sedangkan semester depan masih panjang, ia terkejut ketika mendengar habisnya anggaran kemahasiswaan.
“Setiap mau mengadakan kegiatan selalu minta ditunda, bagaimana mau maju kampus kalau tidak ada kegiatan, karena itu salah satu untuk meningkatkan akreditas kampus,” tanggapnya.
Ia juga mempertanyakan tugas Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) sebagai fasilitator untuk audiensi dengan WR III, ia juga menyayangkan tindakan Rektorat yang tidak menanggapi audiensi dari BEM.
“Sangat menyayangkan MPM tidak ada sebagai fasilitator untuk bertemu WR III dan PJs, kita harus mencari bersama-sama solusi terkait anggaran ini, harus audiensi dengan pihak terkait karena anggaran tidak boleh habis untuk kelangsungan kegiatan ormawa,” sampainya.
Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Radio Semut Hijau terkejut anggaran kemahasiswaan habis karena tak pernah selama ini dana habis, juga terkait BEM dan pihak kemahasiswan tidak ada keterbukaan kepada Ormawa lain.
“Jadi membuat terhambatnya kegiatan di kampus, ditambah lagi sekarang banyak kegiatan dilaksanakan secara luring,” ujarnya.
Ia juga mempertanyakan terkait dana kemahasiswaan yang habis kepada Presiden Mahasiswa (Presma) Unbari, Presma menyampaikan bahwa Ada beberapa kegiatan besar seperti pomnas dan EA yang menghabiskan anggaran dan terkait transparansi ia menyanggupi itu.
“Sampai saat ini presma tak pernah terlihat di Unbari bagaimana ia mau audiensi dengan kemahasiswaan, Tanda Tangan proposal kami sampai saat ini belum juga, Presma hingga saat ini sulit di temui, bahkan chat dan telpon pun tak ditanggapi,” ucapnya dengan kecewa.
Di tanggapi, WR III Bidang Kemahasiswaan Sugihartono salah kalau WR III susah di temui, belakangan ini saya covid-19 kemudian sudah sembuh dari virus tersebut langsung sosialisasi di Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kepulauan Riau, kurang lebih dua minggu, setelah pulang langsung ada kegiatan rapat dan itu sampe sore.
“Setelah itu ada Pekan Olahraga Daerah (Pomda) tentu saya harus mendampingi, disamping saya berhasil ada dijambi tidak ada masalah, persoalan saya susah ditemui itu dari mana datangnya, sebab saya setiap pagi ada di kampus. Kalau dia datang tanpa janji dan datangnya sekitaran jam 1, dan tidak ada saya itu ada kepentingan lain lagi,” sampainya.
Kemudian ia menambahkan banyak kegiatan yang dilakukan untuk kepentingan mahasiswa dan tidak ada upaya susah ditemui, sebab tidak adanya WR III ditempat, masih ada Kepala Bagian Kemahasiswaan yang akan mewakili.
“Mindset tersebut harus di ubah, alasan WR III susah ketemu itu tidak benar, memang saya itu sangat sibuk, saya juga ketua dari Forum Komunikasi Bidang Kemahasiswaan (Forkomawa) mendadak ada kegiatan saya harus berangkat. Dikarenakan itu program kementerian, itu untungnya juga untuk Unbari, jadi kalau tidak ada saya WR III nya tetap ada,” tambahnya.
Kemudian terkait anggaran bahwa dana kemahasiswaan tersisa 10 juta, tergambar di daftar pengeluaran jumlah keseluruhan dana tersebut Rp. 362.500.000, dan yang sudah keluar Rp. 325.310.000, ada kebesaran dana keluar tersebut di Pekan Olahraga Nasional (Pomnas) dan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) hal tersebut tidak bisa di pungkiri.
“Saya juga bingung disini, mengenai resmi BEM tersebut yang mana, seharusnya yang resmi ada satu yaitu Presma dan Wapresma, tetapi selalu menghadap atau berbicara mengatasnamakan kami dari BEM, maka saya harus konfirmasi dulu kepada Presma mengenai anggaran biaya itu,” kata Sugi.
Tambahnya kalau penanggung jawab anggaran tersebut iyalah presma, Bidang Kemahasiswaan hanya mengarahkan, dikarenakan anggaran tersebut sudah satu pintu yang mendatangani persetujuan itu presma hal terkait anggaran habis itu jelas, sebab anggaran di ambil ada persetujuan Presma.
“Mau saya seperti dulu, silahkan mengajukan surat kepada Presma, berapa anggaran yang di keluarkan setiap Ormawa, dibagikan dengan anggaran sekian supaya anggaran bisa terlegalisir,” sampainya.
(Ihsan)
Discussion about this post