Mimpi terbesar saya adalah agar Mahasiswa Indonesia berkembang dan bertumbuh menjadi manusia yang biasa yang normal selayaknya manusia, atau menjadi pemuda pemudi yang biasa – biasa saja, yang mampu menemui kondisi dasar kita sebagai manusia, dan latihlah diri untuk menjadi manusia sebenar – benarnya manusia.
Manusia yang bersuara atas dasar kebenaran dengan kejujuran, dan berjalan dengan langkah kemanusiaan, karna mahasiswa seharusnya memiliki kemampuan mengolah Social Conditions dari bangsa ini dengan dasar dan landasan pengetahuan yang tajam, karena diam nya kaum Intelejensia merupakan suatu bentuk penghianatan terhadap nilai – nilai kemanusiaan, semestinya tertanam didalam hati dan diri setiap Mahasiawa bahwa menutup mata atas ketidak adilan merupakan beban moral pada peradaban, pada ilmu pengetahuan.
Apa yang akan kita wariskan pada generasi nanti?
Tanyakan pada diri sendiri, lalu jawab sebagai sejatinya manusia yang sebenar – benarnya manusia.
Dan bebaslah !
Sekarang juga !
Karena kebebasan itu bukan hadiah dari negara, tapi adalah hak yang diperjuangkan setiap hari oleh setiap orang, dengan cara sendiri dengan usaha bersama.
Masih banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa dan merasa eksklusif, Merintih kalau tertekan dan Menindas saat berkuasa, terlalu menganggap dirinya kaum elite dan berambisi untuk terlihat eksklusif, terlalu mementingkan Golongan, Ormas, Teman Seideologi dan lain – lain.
Setiap tahun adik – adik dari sekolah menengah akan menjadi korban baru untuk ditipu oleh tokoh – tokoh mahasiswa yang bermental seperti itu, yang sok kuasa dan akan mempengaruhi adik – adik nya untuk berprilaku menjadi seperti nya.
Semakin redup idealisme dan heroisme mahasiswa, berarti membuka pintu dan peluang bagi mereka untuk merampok dan memporak porandakan negeri ini.
Inilah tantangan sebenar nya bagi generasi kedepan, karena menjadi Idealis, Kritis tanpa Kompromistis akan membenturkan kita pada ragam penilaian, orang – orang akan melihat sambil menggeleng – gelengkan kepala dan melontarkan kata – kata iba dan kasihan, karena mereka minilai orang – orang yang berbeda dan memiliki prinsip merupakan makhluk aneh di muka bumi ini, dan pantas untuk dikasihani :
Mereka pandai dan jujur, tapi sayang kakinya tidak menjejak tanah.
Menjadi manusia biasa memang tidak mudah seperti mengucapkan nya, inilah bentuk tantangan terhadap Konsistensi untuk berdiri dikaki sendiri, menentukan pilihan atas dasar hati nurani.
Atau dia kompromi dengan situasi yang baru, lupakan idealisme itu dan ikuti arus, lalu bergabunglah dengan Grup yang kuat (Partai, Ormas, Aparat keamanan dan lain – lain) dan belajarlah teknik memfitnah dan menjilat, dengan itu karir hidup akan cepat menanjak.
Atau kalau mau lebih aman, berkerjalan di sebuah perusahaan yang bisa memberikan sebuah rumah kecil, mobil dan jaminan – jaminan lain, lalu belajarlah untuk patuh dengan atasan, kemudian cari istri yang manis, beranak, kehidupan selesai.
*Penulis : Irwanda Naufal Idris, Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Batanghari (Unbari) Jambi
Rubrik opini, penulis bertanggung jawab atas keseluruhan isi. Patriotik dibebaskan atas tuntutan apapun. Silakan kirim opini Anda ke email redaksipatriotik@gmail.com
Discussion about this post