Patriotik.co – Tepat setelah dua minggu diadakannya rapat terkait Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira) oleh pihak Rektorat Universitas Batanghari (Unbari) di Aula rapat gedung D Unbari ,Sabtu 29 Januari lalu. Pemira tahun ini dilaksanakan secara online melalui aplikasi yang telah di sediakan oleh Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPU-M), Senin (14/02).
Pemira tahun ini menimbulkan pertanyaan dilingkungan Mahasiswa Unbari terutama Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) terkait kandidat calon tunggal Presiden Mahasiswa (Presma) yang katanya melawan kotak kosong, tetapi diaplikasi yang disediakan tidak tertera hal tersebut.
Mahasiswa Fakultas Hukum Semester 4 Irwanda Naufal Idris mengatakan bahwa dalam Pemira seperti ada unsur pemaksaan untuk memilih satu calon dari sistem pemilihan, dan KPU-M tidak menjaga komitmen yang telah mereka pegang.
“Komitmen KPU-M tidak seperti diruang rapat lalu, bahwa akan dimunculkannya kotak kosong, juga kita tidak bisa hanya memilih partai tapi memilih calon itu bentuk pemaksaan secara teknis oleh KPU-M,” jelasnya.
Kemudian dia juga menyampaikan agar kawan-kawan mahasiswa/i bisa menilai kualitas demokrasi yang ada di Unbari, dan hal ini menjadi pekerjaan bersama untuk memperbaiki kualitas dari sistem tersebut.
“Semoga mahasiswa melihat dan menilai kualitas demokrasi dan bisa diajak kerja sama untuk memperbaikinya,” singkat Naufal.
Hal serupa dengan Mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) bahasa Inggris semester 6 Sania Mawarni menanyakan kenapa dalam pemilihan ini hanya ada calon tunggal, dan tidak ada pilihan lain.
“Ini kenapa cuman satu calon?, tidak ada pilihan lain?, bakalan banyak yang golput kalau gini,” tanyanya melalui whatsapp.
Menanggapi pertanyaan tersebut Deby Juanda selaku Ketua KPU-M Unbari mengatakan bahwa pada pemira ini mahasiswa mempunyai hak yaitu memilih atau tidak memilih.
“Walaupun pada pilihan yang tersedia itu hanya ada calon tunggal, karena menurut saya kotak kosong sama saja dengan tidak memilih atau golput,” jelasnya.
Ia juga berharap untuk Pemira yang akan datang dilaksanakan tepat waktu dan KPU-M tidak berjalan sendirian dibantu oleh Presma Kampus dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) yang mengawasi kinerjanya.
“Dan kami berharap presiden dan calon gubernur ataupun partai yang terpilih dimajelis bisa membawa serta menjaga nama Unbari ini menjadi lebih baik lagi,” tambahnya.
Kemudian Mahasiswa Fakultas Teknik semester 10 Arbi Kurniawan, menyampaikan harapannya kepada kandidat yang terpilih dapat menjalankan tugasnya dengan baik, dan bisa membawa nama baik kampus.
“Semoga bisa membawa kampus Unbari menjadi lebih maju dan lebih berkembang lagi, agar demokrasi kampus tetap berjalan, dan tidak terjadi lagi seperti yang kemarin-kemarin,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan sedikit kekecewaannya, menurutnya pemira tahun ini tidak menarik, sebab tidak adanya pesta demokrasi yang real karena diadakan secara online.
“Walaupun hal itu tidak menarik, tetapi kita harus menuntaskannya,” singkat Arby.
(Dewi Tasya Rahmadhanty)
Discussion about this post