Sejak duduk di atas dunia yang kelam ini aku perlahan suka sebuah perjalanan, puluhan malam sudah kulewati dengan akhir yang sama, yaitu malam kelam yang dingin dengan angin, tapi malam dingin itu tidak mau tau.
Padahal, bintang yang indah diatas sana bisa membuat manusia tersenyum dengan rasa, sebelum akhirnya menghilang membawa kesepian. Lalu untuk apa sebuah perjalanan yang bisa membuat lelah kepanjangan, dipaksa senyum dengan keadaan, pura-pura bahagia dengan jiwa yang gila, pura-pura bisa padahal kewalahan dihantui harapan.
Saya disini sedang tidak baik tuhan, menyendiri untuk menangis, pulang untuk kemalangan, dalam sebuah perjalanan banyak cerita yang tidak bisa dijadikan pelajaran.
Bohong, kalau bisa belajar dari perjalanan, nyatanya berkali-kali saya mengulang kesalahan, berkali-kali juga saya bodoh dengan satu ruang yang sama.
Manusia macam apa aku ini, semacam tidak ada daya untuk melawan diri sendiri. Katanya kuat, Tapi, tetap saja mau dibikin ngalah sama keadaan.
Hai aku yang pura-pura kuat dalam menempuh perjalanan yang rumit ini, lintas mu terlalu terjal, lebih baik kamu pergi saja, mungkin kepergiaanmu juga tidak dicari.
Melewati perjalanan dingin di malam hari, sepertinya sudah menjadi kebiasaanku sekarang, karena bisa menangis semuanya tanpa harus semuanya tau.
Sekuat itu saya untuk berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja bu, tidak ada yang menyakiti anak mu pak, hanya saja mimpinya terlalu jauh, giliran di jatuhkan oleh keaadaan malah suka lemah.
Apakah pantas diri ini dimiliki oleh seseroang? Sepertinya saya kasihan dengan orang itu kalau bersama ku, sebab aku ini penuh dengan luka dan dewasa dari lara.
Terima kasih perjalanan, terima kasih aku, maaf sering merepotkan ragamu, maaf sering melukai hatimu.
Panjang umur untuk setiap perjalanan, sampai kamu sanggup pada akhirnya dan pada akhirnya pulang ketuhan tetap menjadi suatu tujuan.
*Penulis : Ihsan, Mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi (Prodi) Bahasa dan Sastra Indonesia Semester 2 Universitas Batanghari (Unbari) Jambi
Rubrik opini, penulis bertanggung jawab atas keseluruhan isi. Patriotik dibebaskan atas tuntutan apapun. Silakan kirim opini Anda ke emailredaksipatriotik@gmail.com
Discussion about this post