Kampus semestinya menjadi tempat wadah belajar dan mendidik karakter kita tapi hari ini sudah terkontaminasi dengan politik-politik praktis yg jelas mencederai idealisme mahasiswa.
Pemira seharusnya menjadi ajang demokrasi besar mahasiswa di jadikan mainan politik oleh kelompok-kelompok penjahat yang bersembunyi di balik nama mahasiswa.
Bahkan banyak sekali kejanggalan-kejanggalan di dalam pemilu ini yg sifat nya merugikan salah satu calon. Bahkan tidak ada sama sekali transparansi dalam kegiatan pemilu raya kampus tersebut.
Dimana Bawaslu sampai saat ini?, Apakah pembentukan bawaslu hanya sebagai formalitas peraturan?
Bahkan saat ini tidak ada progres dan tidak ada kerja nyata sedikit pun, Jelas disini telah menyalahi aturan dalam mekanisme Bawaslu seharusnya di lantik oleh MPM kampus bukan KPU-M.
Disini jelas pembodohan publik pihak KPU-M dan tampaknya terstruktur oleh tikus-tikus birokrat yang gila akan jabatan.
Saya disini menduga ada persengkongkolan setan di dalam pemira kampus ini, Banyak kejanggalan lain seperti jadwal yang seenak dengkul mereka mengeluarkan peraturan yang bahkan tidak mencerminkan independensi KPU-M.
Saya sebagai perwakilan mahasiswa unbari menuntut klarifikasi dan memperjelas lebih transparansi lagi terhadap semua kegiatan Pemira ini.
Disini kami hanya ingin jawaban jelas tidak ada janji-janji omong kosong lagi yang jawabannya cuman ingin menyenangkan hati masyarakat semata.
Kalian di berikan kepercayaan oleh kami untuk memimpin perhelatan demokrasi kampus jangan jadikan itu sebagai alat untuk kepentingan nafsu belaka kalian.
Ini kampus bukan tempatnya para penjahat-penjahat bertopeng mahasiswa yang nyatanya kendalikan oleh sebuah kelompok oligarki masih gila memegang kekuasaan di kampus.
Dimana hati nurani seorang mahasiswa?, jika perhelatan yang seharusnya demokratis di jadikan bahan politis oleh curut-curut kekuasaan.
Namun sepertinya kami hanya bisa berharap, karena kami tau telinga-telinga penguasa sudah di sumbat oleh tangan-tangan iblis berintelektual.
Selamat tinggal akal sehat, selamat tinggal kejujuran, selamat datang kepentingan.
*Penulis : Panji Aditya Pranata, Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Batanghari (Unbari) Jambi
Rubrik opini, penulis bertanggung jawab atas keseluruhan isi. Patriotik dibebaskan atas tuntutan apapun. Silakan kirim opini Anda ke emailredaksipatriotik@gmail.com
Discussion about this post