Patriotik.co – Kembali munculnya beberapa partai mahasiswa di Universitas Batanghari (Unbari) Jambi memicu spekulasi mengenai pelaksanaan Pemilihan Raya (Pemira). Namun, benarkah Pemira benar-benar akan dilaksanakan atau hanya sekadar wacana politik mahasiswa?, dimana kekosongan kursi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPU-M), serta Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) selama lebih dari dua tahun menunjukkan lemahnya sistem demokrasi kampus.
Menurut Undang-undang Keluarga Besar Mahasiswa (UU KBM) yang ditetapkan pada tahun 2019, Pemira seharusnya diselenggarakan setiap tahun. Namun, realitas menunjukkan bahwa pihak kampus terkesan abai terhadap implementasi peraturan ini. Tidak adanya BEM telah menyebabkan kebuntuan dalam komunikasi mahasiswa dengan rektorat. Tanpa representasi yang sah, aspirasi mahasiswa tak lebih dari suara tanpa gaung.
Fikri Yuhendra, mahasiswa Fakultas Hukum Semester 4, dia mengkritisi kebangkitan partai-partai mahasiswa yang baru aktif setelah vakum sekian lama.
“Ini memang langkah awal yang baik, tetapi apakah partai-partai ini memiliki strategi konkret untuk memastikan Pemira benar-benar terlaksana? Jangan sampai ini hanya sekadar pengalihan isu tanpa tindakan nyata,” tegasnya.
Dia menambahkan bahwa Pemira harus segera dilakukan agar mahasiswa memiliki kepemimpinan yang jelas.
“Tanpa BEM, mahasiswa kehilangan tempat untuk menyampaikan aspirasi mereka. Jangan sampai demokrasi kampus terus mati suri akibat kelambanan para pemangku kepentingan,” tambahnya.
Ketua Partai Pandawa, M. Ferdiansyah , berusaha meyakinkan bahwa keberadaan partai-partai ini merupakan bagian dari mekanisme menuju Pemira.
“Kami dari Partai Pandawa mengajak seluruh mahasiswa Unbari untuk berpartisipasi dalam setiap tahapan Pemira. Ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk turut menentukan arah kebijakan kampus ke depan,” ujarnya.
Selanjutnya Wildan Mutaqim, mahasiswa Teknik Sipil Semester 7, menyoroti bahwa partai mahasiswa seharusnya sudah berjalan aktif sejak beberapa tahun lalu, bukan baru sekarang. Namun, apakah ajakan ini cukup? Realitanya, tanpa komitmen nyata dari semua pihak, Pemira tetap berpotensi tertunda.
“Munculnya kembali partai mahasiswa ini bisa menjadi harapan baru, tetapi apakah mereka mampu melampaui sekadar retorika? Apakah ada jaminan bahwa mereka tidak hanya muncul menjelang Pemira lalu menghilang kembali?” ujarnya.
Ketua Partai Pamber, Candra Wijaya, mengonfirmasi bahwa isu Pemira mulai mencuat karena adanya pergerakan partai mahasiswa. Namun, ia sendiri mengakui ketidakpastian pelaksanaan Pemira.
“Pemira belum tentu dilakukan tahun ini, tetapi kami telah berupaya agar MPM segera mengusung dan menjalankan Pemira. Namun, apakah pihak kampus akan mendukung atau justru menghambat?” ungkapnya.
Dia juga menegaskan bahwa Mahasiswa kini menunggu langkah nyata, bukan sekadar janji dan wacana politik. Tanpa ketegasan dari pihak kampus dan konsistensi dari para aktivis mahasiswa.
“Kalau tidak ada pergerakan, demokrasi di Unbari tetap hanya akan menjadi slogan kosong tanpa implementasi yang jelas,” tutupnya.
Penulis : Ando dan Fadhil (Anggota Muda)
Discussion about this post