Kecenderungan generasi Z sekarang justru berorientasi pada kesenangan semata. Sedikit yang memahami pentingnya keterampilan dalam bidang tertentu. Namun, dengan membumikan semangat literasi, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Patriotik Universitas Batanghari (Unbari) Jambi mengkampanyekan sebuah kegiatan disebut lapak baca, demi menciptakan generasi yang berintelektual.
Kegiatan tersebut bersifat umum dan bisa diikuti oleh seluruh mahasiswa Unbari, lapak baca itu sendiri telah di buka pada tanggal 5 Juni 2023 hingga 9 Juni mendatang, dan akan diterapkan setiap pagi pukul 09:00 Waktu Indonesia Barat (WIB) hingga selesai. Tujuan dari diadakannya program ini adalah sebagai wadah untuk menjembatani mahasiswa dalam membumikan semangat literasi, dan perealisasian sistem pembelajaran yang menyenangkan.
Dimana sebagai akademisi dan kaum intelektual, sudah seharusnya para mahasiswa mengakrabi buku sebagai bagian dari aktivitasnya. Dengan status tersebut, diperlukan kesadaran untuk membaca guna menjaga tradisi keilmuan.
Ihsan sebagai penanggung jawab dari lapak baca tersebut menuturkan bahwa, dengan adanya lapak baca, bisa dijadikan solusi bagi mahasiswa yang menunggu kedatangan dosen yang sedang dalam perjalanan menuju kampus atau masih menunggu jam pelajaran mata kuliah itu sendiri.
“Mahasiswa dapat datang ke lapak baca untuk sekadar membaca satu atau dua halaman. Atau bisa juga hanya sekedar berbincang tipis mengenai isu yang ada di kampus saat ini,” tutur Ihsan.
Kemudian, dimana ruang publik kampus, dan taman baca, yang seharusnya bisa menjadi tempat bertukar pikiran, duduk sambil baca buku, itu tidak ada. Dengan hal itu sendiri kembali pada kemerdekaan setiap individu untuk memilih. Sebagai mahasiswa yang ketika masa Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) saat diberi materi tentang Tri Dharma perguruan tinggi, sudah seharusnya sadar akan kekosongan ruang publik kampus tersebut.
“Maka dari itu, saya akan menawarkan sebuah gerakan kecil, sebuah gerakan yang sebelumnya pernah ada dan karena suatu hal, akhirnya tidak tau kemana. Gerakan yang saya maksud adalah membuat lapak baca,” sampainya.
Selanjutnya ia menambahkan bahwa kehadiran lapak baca di kampus sangatlah dibutuhkan, walaupun minat bacanya terbilang kurang, tetapi dengan adanya lapak baca yang buka lapak secara konsisten, mungkin akan sedikit memantik mahasiswa kampus unbari untuk mulai suka membaca.
Lapak baca ini mempermudah mahasiswa untuk menjangkaunya ketimbang harus jalan kaki lalu mengeluarkan kartu tanda anggota untuk masuk ke perpustakaan. Tapi bukan berarti keberadaan lapak baca ini untuk membuat perpustakaan kampus menjadi sepi.
“Bukan seperti itu ya konsepnya, pren,” tegas ihsan.
kemudian dengan harapan, gerakan kecil tersebut dapat menjadi aksi nyata kita dalam berjuang akan semangat literasi bagi kaum intelektual. Meskipun terlihat melelahkan karena membutuhkan konsistensi, tetapi apa salahnya jika dicoba.
“Saya sendiri pun juga masih mengumpulkan kekuatan dan membuang segala macam kepeningan politik untuk mencoba membuka lapak dan mengajak, minimal, teman sekelas saya datang,” sampainya.
Penulis: Ria Syafrianti
Editor: Ihsan
Discussion about this post