Patriotik.co – Universitas Batanghari (Unbari) Jambi tetapkan biaya Satuan Kredit Semester (SKS) untuk Semester Pendek (SP) yang mulanya Rp 150.000 per-SKS menjadi Rp 70.000 per-SKS pada rapat Pimpinan pada Kamis (16/07/2020) lalu.
Namun, realisasi yang terjadi menimbulkan polemik yang di hadapi mahasiswa karena biaya tidak sesuai dengan hasil rapat tersebut.
Diketahui, dari 5 Fakultas yang ada di Unbari hanya 4 Fakultas yang melaksanakan SP. Fakultas yang tidak melaksanakan SP yakni Fakultas Pertanian.
Dari informasi yang beredar di tengah mahasiswa, banyak mahasiswa yang mengikuti SP mengeluhkan pembayaran yang besar karena harus menutupi kuota kelas yang kurang.
Permasalahan ini dibahas oleh Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Unbari melalui grup WhatsApp.
Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni dan Budaya Aek Ngalir, Reynaldi Putra mengatakan, ada anggotanya yang mau ikut dalam SP, tapi tidak jadi lantaran biayanya naik karena harus mencukupi kuota kelas.
“Tidak jadi mengambil SP karena kelasnya kurang kuota. Jadi awalnya Rp 70.000 hingga membayar Rp 90.000 untuk mencukupi kuota tersebut,” ujar Tatang nama akrabnya.
Tak hanya itu, Gubernur Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP), Ogi Candra turut berkomentar. Menurutnya, mahasiswa mengeluh karena di hitung-hitung lebih berat dari tahun sebelumnya, kalau untuk tahun 2018 itu per-SKS Rp 50.000 sampai mencukupi kuota.
Tapi di tahun 2019 per-SKS Rp 150.000 tanpa kuota yang harus dicukupi dan tahun 2020 per-SKS Rp 70.000 dengan mencukupi kuota hingga sangat memberatkan hari ini.
“Kalau dihitung, 2 SKS tahun ini kita harus membayar 700.000 karena mencukupi kuota mahasiswa lainnya,” kata Ogi Candra dalam group Whatsapp KBM.
Ketua UKM Mapala Gitasada, Abu Sofyan menyampaikan bahwa di Fakultas Teknik biaya SP tahun ini tetap Rp 70.000 per-SKS sesuai hasil kesepakatan Rektorat.
“Waduh kok biso beda-beda informasi setiap fakultas ni, hanya teknik lah kayaknya yang mengikut keputusan Rektorat,” kata Abu Sofyan.
Terpisah, Fakultas Pertanian dari pertama kali berdiri tidak ada melakukan SP kepada mahasiswa, karena dilihat seluruh mahasiswa tidak terlalu banyak jumlahnya.
“Bahwa mhasiswa aktif sekarang ini sekitar 340 itu sudah dilaporkan di situs Seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia yang Fakultas Pertanian,” Jelas Dekan Rudi Hartawan.
(Wahyu Jati)
Discussion about this post