Patriotik.co – Beranda Perempuan (BP) menggelar acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Membangun Jaringan Dukungan untuk Mahasiswa Korban Eksploitasi dan Kekerasan Seksual” Acara ini berlangsung di Sekretariat Beranda Perempuan yang berlokasi di Jl. Sumantri Brojonegoro Lrg. Asuhan Rt 02 pada Jumat (21/02).
Dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk menyusun strategi membangun jaringan yang dapat memberikan dukungan bagi mahasiswa yang menjadi korban eksploitasi dan kekerasan seksual. Baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus. Dalam diskusi tersebut, para peserta dan penyelenggara sepakat bahwa membangun jaringan dukungan bagi korban eksploitasi dan kekerasan seksual tidak bisa dilakukan secara individual. Diperlukan kerja sama dan kolaborasi antara organisasi mahasiswa, komunitas sosial, serta lembaga pemerintah agar jaringan ini dapat berjalan secara efektif
Direktur Beranda Perempuan, Zubaidah, menyampaikan bahwa organisasinya saat ini tengah merancang strategi agar jaringan dukungan ini dapat diakses oleh mahasiswa yang membutuhkan. Menurutnya, langkah-langkah yang akan ditempuh meliputi promosi jaringan melalui media sosial, pembentukan kepanitiaan kecil untuk mengelola jaringan, serta menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Ini masih hari pertama, jadi kami masih merancang strategi. Harapannya ini tidak hanya lahir dari saya, tapi juga dari teman-teman yang terlibat. Misalnya, apakah kita bisa mempromosikan grup ini lewat media sosial, mungkin kita bisa membentuk kepanitiaan kecil yang terdiri dari koordinator, bendahara, dan anggota lainnya. Dengan mengandalkan kolaborasi dengan berbagai pihak,” ujar Zubaidah.
Meskipun upaya membangun jaringan ini mendapat dukungan dari peserta, Zubaidah mengakui bahwa terdapat sejumlah tantangan dalam merealisasikannya, terutama dalam menarik minat mahasiswa untuk bergabung dan berpartisipasi aktif dalam wadah tersebut.
“Mengajak mahasiswa untuk terlibat itu tidak mudah. Mereka dihadapkan pada berbagai tuntutan akademik dan kehidupan kampus lainnya. Apalagi di zaman sekarang, banyak mahasiswa yang apatis dan lebih banyak terdistraksi oleh media sosial, teknologi, dan berbagai aktivitas lainnya,” tambahnya.
Ia juga berharap kegiatan ini menjadi awal dari gerakan yang lebih luas dalam mendukung mahasiswa yang menjadi korban eksploitasi dan kekerasan seksual. Dengan adanya jaringan dukungan yang kuat, diharapkan korban tidak merasa sendirian dan memiliki keberanian untuk melaporkan serta mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
“Kami ingin jaringan ini benar-benar berjalan dan dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkannya. Harapan kami ke depan semakin banyak mahasiswa yang sadar akan pentingnya mendukung korban kekerasan seksual dan eksploitasi. Kita harus menciptakan lingkungan kampus yang aman bagi semua orang,” tutup Zubaidah.
Selankutnya Kecei Monika, peserta dari mahasiswa Universitas Jambi dari program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, sekaligus perwakilan dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), mengungkapkan bahwa keikutsertaannya dalam kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keinginannya untuk lebih terlibat dalam menangani kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan.
“khususnya dalam isu kekerasan dan pelecehan seksual. Saya ingin berjuang untuk hak-hak perempuan, termasuk hak saya sendiri sebagai perempuan, tutur kecei
Seterusnya ia juga mengharapkan setelah kegiatan tersebut pihaknya dapat terus berjuang dalam memberikan wadah perlindungan bagi perempuan dengan kegiatan-kegiatan tertentu.
“etelah kegiatan ini, kami bisa mengadakan lebih banyak kegiatan bermanfaat yang dapat meningkatkan kesadaran dan keterbukaan bagi perempuan-perempuan di luar sana,” harapnya.
Kemudian Reza Hotna Ulipane, mahasiswa Universitas Jambi dari program studi Kimia juga menyampaikan bahwa tujuannya mengikuti kegiatan ini adalah untuk meningkatkan harga diri perempuan dan memperjuangkan hak-hak mereka.
“Saya ingin menaikkan harga diri seorang perempuan. Kita di sini adalah perempuan, dan kita ingin memperjuangkan hak-hak perempuan,” tegasnya.
Penulis : Pusiken dan Madu (Anggota Muda)
Discussion about this post