Patriotik.co – Satu Bulan lebih setelah diadakannya Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira) Universitas Batanghari (Unbari) Jambi pada tanggal 14 Februari 2022 lalu, banyak pertanyaan terkait suara pemilihan yang menggelembung.
Aliansi Mahasiswa Peduli Unbari (Ampun) mengindikasi bahwa adanya manipulasi data terkait Pemira yang lalu.
Koordinator Ampun Bayu Pamungkas Songgeh juga mengatakan tidak ada ketelitian dari pihak kemahasiswaan terkait Pemira yang tidak layak di unbari.
“Tercermin indikasi adanya manipulasi data dari Pemira unbari saat ini, karena tidak teliti nya dari pihak rektorat khususnya dari WR III bidang kemahasiswaan untuk meneliti Pemira ini karena mengenai sistem yang sudah di akui kebenarannya apa belum, seakan Pemira ini dijalankan dengan sistem yang tidak layak,” katanya, Kamis, (31/322).
Ia juga tidak mempercayai hasil Pemira sebelumnya yang mencapai 2.435 pemilih karena masih banyak yang tidak mengetahui tentang Pemira.
“Saya tidak mempercayai hasil dari pemilihan yang sudah berlangsung dikarenakan dari data yang keluar dari 2.435 dari mahasiswa yang memilih itu sangat banyak sekali jumlahnya padahal banyak mahasiswi yang tidak mengetahui mengenai Pemira,” ujarnya.
Mahasiswa Fakultas Hukum Semester empat Irwanda Naufal Idris, mengatakan ini sangat berbahaya dan pelanggaran terhadap peraturan karena bisa masuk ranah hukum pidana.
“Kalau memang terjadi hal seperti itu di lingkungan Universitas sangat lah berbahaya karena sudah jelas melanggar peraturan akibatnya ini adalah kejahatan yang sudah memasuki ranah hukum pidana, kalau hal ini dibiarkan dan seandainya terbukti dan berharap kasus ini secepatnya terungkap dan harus bisa dipertanggung jawabkan secara akademik dan secara berwarganegara,” katanya.
Ia menyampaikan sebab penggelapan data atau penggunaan data mahasiswa tanpa izin sudah masuk ranah kriminal.
“Untuk langkah dari mahasiswa kita akan menginformasikan ke pihak rektorat khusus nya Wakil Rektor III mengenai temuan ini dan berharap pihak WR III bisa segera menuntaskan kasus ini dalam waktu yang di tentukan karena hal ini tidak bisa di toleransi,” sampinya.
Ia juga menambahkan bahwa partai masih diam dalam menanggapi terkait ini, tidak ada respon dari partai namun kita lihat saja kedepannya.
“Dari sikap partai sendiri bisa di lihat silent dan tidak melihat respon untuk mengenai ini namun kita belum tau untuk kedepannya mereka seperti apa dan seandainya tidak ada respon dari partai untuk menyuarakan hal ini saya rasa aliansi dari mahasiswa itu saya rasa cukup mampu untuk membawa hal ini kepihak rektorat atau kepihak kepolisian karena hal ini sudah berbahaya dan tidak bisa di toleransi lagi,” tambahnya.
(Ihsan)
Discussion about this post