Patriotik.co – Massa aksi dari Aliansi Mahasiswa Jambi melakukan aksi konvoi dalam rangka September hitam. Mobil komando berwarna hitam lengkap dengan spanduk dan poster tancap gas mengelilingi kota jambi hingga tertitik di simpang Bank Indonesia (BI) Jambi, Senin, (24/9).
Aksi ini dilaksanakan dalam memperingati September Hitam, “Bulan Kelam dengan Rentetan Pelanggaran Hak Asasi Manusia (Ham)” menjadi tajuk peringatan sepanjang bulan September di setiap daerah, maka Jambi sendiri juga turut teriakkan dan suarakan dengan lantang demi menggapai sebuah keadilan.
Koordinator Lapangan (Korlap) Risma Pasaribu menjelaskan bahwa penyematan sebutan September Hitam pada bulan September dilatarbelakangi karena rentetan kasus pelanggaran HAM baik yang terjadi di masa lalu, ataupun pada dua tahun ke belakang, dikarenkan banyak terjadi peristiwa-persitiwa di bulan September tersebut.
“Kita juga melihat Jambi sendiri banyak konflik konflik yang berpotensi menjadi Pelanggaran HAM berat apabila tidak segera diselesaikan, seperti kasus KY anak berusia 4 tahun yang dibunuh di perkosa hingga dibuang dalam septic tank, ada juga kasus penyegelan gereja hingga janji-janji palsu gubernur seperti janji 1000 tower yang sampai hari ini banyak desa yang tidak terealisasikan,” jelasnya.
Kemudian, september hitam menjadi momentum agar negara segera menuntaskan semuanya, sehingga kejadian seruoa tidak terulang kembali. Dimana pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi dibulan september antara lain seperti kasus pembunuhan Munir, pembunuhan Salim Kancil, Peristiwa Tanjung Priol, Tragedi Semanggi, perisriwa 65 hingga yang paling mutakhir aksi demonstrasi Reformasi dikorupsi.
“Disamping isu kejahatan HAM berat yang terjadi dimasa lalu, kami Aliansi Mahasiswa Jambi dalam momen ini juga turut menyuarakan konflik yang ada di daerah jambi seperti tambang,” sampai Risma.
Selanjutnya dengan lantang aliansi mahasiswa jambi menyuarakan, “Nyawa kami cuman angka bagi mereka, nyawa kami cuman tumbal bagi pengusaha batu bara,” statment serentak dengan ssmangat yang bekobar demi menggapai keadilan.
Pasalnya, tercatat 150 lebih korban jiwa yang melayang akibat truk batubara dan Rata rata korban itu adalah mahasiswa dan Masyarakat. Konflik agraria dijambi juga turut disuarakan. Ruang hidup masyarakat direnggut, tanah merupakan sumber kehidupan. Begitu miris ketika tanah pun harus direnggut oleh pengusaha yang dilindungi instansi instansi terkait, masyarakat pematang Bedaro sudah 25 tahun berkonflik, masyarakat Betung masih menginap di pendopo gubernur sudah lebih dari 6 hari .
“Tentunya hal ini menjadi bukti bahwasanya Jambi tidak baik baik saja. Yang katanya Jambi mantap malah Jambi penuh dengan konflik, belum lagi ketika melihat aspek budaya di Jambi, sangat miris ketika aliansi mahasiswa Jambi berziarah ke kuburan putri pinang masak, seorang perempuan yang membawa peradaban di Jambi, namun pemerintah tidak memberika fokus kepada pembangunan tempat tempat bersejarah,” tegasnya.
Dimana, tidak ada ciri khas dar jambi yang bisa dilihat di makam putri pinang masak tersebut, tidak ada informasi yang di baca di lokasi tempat pemakaman, sungguh jambi tidak menghargai sosok seorang perempuan peradaban jambi yang bersemayam dalam makam itu sendiri.
“Aliansi Mahasiswa Jambi ini akan terus melakukan gerakan gerakan perlawanan, akan dilanjutkan di tanggal 29 September 2023 dengan massa aksi yang lebih besar.
Sebagai tanda bahwa mahasiswa Jambi marah dan muak akan kezoliman yang di pelihara di Jambi ini,” tutup risma.
Mati tertindas atau bangkit melawan
Kami memilih melawan
Aliansi mahasiswa jambi
Penulis : Ihsan
Discussion about this post