Patriotik.co – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Batanghari (Unbari) Jambi mengadakan Dialog Terbuka atau bisa disebut Berfikir (Berdialog Kepentingan Rakyat) dengan mengusung tema “Peran Mahasiswa Dalam Rangka Mendukung Stabilitas Dan Pemulihan Ekonomi Di Provinsi Jambi” bertempat di Cafe Ruang Kosong Kota Jambi, Sabtu, (27/08).
Dalam dialog tersebut membahas mengenai inflasi yang ada jambi sebab jambi sendiri masuk peringkat pertama inflasi tertinggi di indonesia menyentuh di angka 8,55 persen.
Berdasarkan data dari Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekretaris Daerah Provinsi Jambi, terdapat dua daerah yang mengalami peningkatan tertinggi yaitu kota jambi dan muara bungo, dalam gabungan inflasi kedua daerah tersebut yang paling banyak berasal dari makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 3,25% pada Juli 2022 untuk tahun ke tahun 18,94%.
Dialog terbuka tersebut turut mungundang tiga narasumber yaitu Wakil Walikota Jambi Maulana, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Mukti Rigowo dan Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi Unbari Sudirman.
Gubernur BEM Fakultas Ekonomi M. Ajip Setiawan mengatakan jambi masuk di angka tertinggi inflasi indonesia, menjadi acuan bersama dalam membangun diskusi untuk meningkatkan stabilitas ekonomi di jambi, terdapat dua daerah mengalami peningkatan yaitu kota jambi dan muaro bungo.
“Dalam dialog ini agar kawan-kawan mahasiswa peduli terhadap urusan perekonomian yang ada jambi dan tetap terus kawal dan komitmen bagaimana kinerja pemerintahan provinsi jambi dalam menangani perekonomian, dan selain itu diskusi ini juga membangun pemikiran-pemikiran hebat nantinya,” ujar Ajip.
Kemudian ia menambahkan dialog terbuka tersebut untuk membuka kepedulian dari seluruh pemuda yang ada di jambi baik itu dari Himpunan Mahasiswa (Hima), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dari BEM dan jajaran, terhadap perekonomian di provinsi jambi dan terus menimbulkan ide-ide baru dalam memperbaiki perekonomian yang ada.
“Saya yakin betul bahwasanya pemerintah juga mempunyai strategi untuk memulihkan perekonomian jambi, kemarin juga ada statmen dari Gubernur jambi bahwa beliau mengakui dan tidak menentang, mengatakan memang jambi berada di angka 8,55 persen dan beliau tidak menolak keputusan presiden tersebut,” tambahnya.
Selanjutnya tujuan diskusi itu agar timbul ide baru dari mahasiswa dalam pertumbuhan ekonomi yang ada dan menjadi acuan pemerintah daerah untuk mengambil peran mahasiswa dalam urusan perekonomian di jambi.
“Semoga kawan-kawan mahasiswa baik itu Organisasi Kepemudaan (OKP) maupun Peguyuban di ruang lingkup terus berperan penuh dengan persoalan isu-isu yang ada di jambi ini dimana masih dalam tahapan kemajuan, jadi kita harus ikut hadir di dalam persoalan ini,” sampainya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Mukti Rigowo mengatakan bahwa kegiatan tersebut disambut dengan baik sebab merupakan salah satu cara dari mahasiswa menyikapi kondisi inflasi yang ada di jambi.
“Ini bisa mengembangkan cara berfikir kritis dikalangan mahasiswa, agar mahasiwa tidak bersikap cuek dan lebih sensitif terhadap masalah-masalah yang terjadi dimasyarakat,” ujarnya, Sabtu, (27/08).
Kemudian ia mengharapkan untuk kegiatan serupa harus terus dilaksanakan, mengenai kondisi-kondisi terkini dimasyarakat dengan cara berdialog dari berbagai narasumber yang terkompeten dibidangnya.
“Kita sebagai mahasiwa harus mempunyai pemahaman yang cukup maka harus dilakukan dialog bersama narasumber-narasumber yang cocok dengan masalah yang sedang terjadi,” jelasnya.
(Dimas Arya Seva)
Discussion about this post